REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Penelitian terbaru menunjukkan, banyak orang di Inggris kemungkinan besar tertular SARS-COV-2, virus corona penyebab Covid-19, di supermarket. Apalagi, supermarket tetap buka selama lockdown diberlakukan.
Menurut data baru yang dikumpulkan oleh Public Health England (PHE) dari NHS Test and Trace App terungkap bahwa toko-toko adalah lokasi terjamak paparan Covid-19. PHE menganalisis data dari orang-orang yang tertular virus antara 9 November hingga 15 November.
Mereka melihat kontak dari orang-orang yang telah tertular virus dan menelusuri kembali langkah-langkah dari 128.808 orang yang dites positif. Supermarket adalah lokasi paling umum orang yang dilaporkan positif Covid-19, dilansir The Sun, Jumat (20/11).
Dari mereka yang dites positif, ditemukan 18,3 persen pernah mengunjungi supermarket. Pada awal pandemi, antrean panjang terlihat di luar supermarket saat orang berbaris untuk membeli kebutuhan pokok. Toko-toko telah membatasi jumlah orang di dalam sebagai upaya menjaga jarak sosial.
Pembeli di supermarket juga harus memakai masker, kecuali jika mereka dikecualikan berdasarkan pedoman nasional. Ketika toko ritel lain dibuka pada musim panas, pelanggan pun diimbau untuk memakai masker. Berbulan-bulan kemudian staf juga diwajibkan untuk mengenakan masker atau penutup hidung dan mulut.
Sementara itu, sekolah dasar dan menengah dibuka kembali pada bulan September setelah siswa diminta belajar dari rumah selama lockdown nasional pertama di Inggris. Data menemukan bahwa sekolah menengah adalah tempat kedua dengan transmisi tertinggi, diikuti oleh sekolah dasar.
Terungkap bahwa 12,7 persen orang yang dites positif menempuh pendidikan di sekolah menengah dan 10,1 persen bersekolah di sekolah dasar. Ini didasarkan pada siswa yang pergi ke sekolah.
Pemerintah berjanji untuk tetap membuka sekolah dan mengatakan pendidikan anak-anak adalah prioritas setelah karantina nasional pertama. Dalam sepekan terakhir, 124 kelompok virus corona telah dilaporkan di sekolah menengah Inggris.