Jumat 20 Nov 2020 11:45 WIB

Uni Eropa Serukan Tarik Pasukan Asing di Nagorno-Karabakh

Uni Eropa menyambut baik upaya penghentian permusuhan di Nagorno-Karabakh

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Christiyaningsih
 Foto ini dibuat dari rekaman yang disediakan oleh layanan pers Kementerian Pertahanan Rusia pada hari Selasa, 10 November 2020 menunjukkan pasukan penjaga perdamaian Rusia sedang naik pesawat militer di tempat yang tidak diketahui di Rusia. Puluhan pasukan penjaga perdamaian Rusia sedang menuju ke Nagorno-Karabakh pada Selasa pagi, beberapa jam setelah Armenia dan Azerbaijan setuju untuk menghentikan pertempuran di wilayah separatis dalam sebuah pakta yang ditandatangani dengan Moskow yang membayangkan pengerahan hampir 2.000 penjaga perdamaian Rusia dan konsesi teritorial.
Foto: AP/Russian Defense Ministry Press S
Foto ini dibuat dari rekaman yang disediakan oleh layanan pers Kementerian Pertahanan Rusia pada hari Selasa, 10 November 2020 menunjukkan pasukan penjaga perdamaian Rusia sedang naik pesawat militer di tempat yang tidak diketahui di Rusia. Puluhan pasukan penjaga perdamaian Rusia sedang menuju ke Nagorno-Karabakh pada Selasa pagi, beberapa jam setelah Armenia dan Azerbaijan setuju untuk menghentikan pertempuran di wilayah separatis dalam sebuah pakta yang ditandatangani dengan Moskow yang membayangkan pengerahan hampir 2.000 penjaga perdamaian Rusia dan konsesi teritorial.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kamis kemarin para menteri luar negeri Uni Eropa (UE) membahas kesepakatan damai antara Armenia dan Azerbaijan yang dinegosiasikan oleh Rusia. Dalam prosesnya, Uni Eropa menyambut baik upaya penghentian permusuhan di Nagorno-Karabakh.

"Uni Eropa mendesak semua aktor regional untuk menahan diri dari setiap tindakan atau wacana yang dapat membahayakan gencatan senjata dan juga menyerukan penarikan lengkap dan cepat semua pejuang asing dari kawasan," kata kepala diplomasi Eropa, Josep Borrell, mengutip ANF, Jumat (20/11).

Baca Juga

Dalam pernyataannya, Josep Borrell mengecam penggunaan "amunisi tandan dan senjata pembakar" selama konflik ini. Selain itu dia menyerukan penyelidikan atas semua kejahatan perang yang mungkin telah dilakukan.

Dia juga menekankan pentingnya melestarikan dan memulihkan warisan budaya serta agama Nagorno-Karabakh dan wilayah sekitarnya. Borrell meminta semua pihak untuk secara ketat mematuhi gencatan senjata guna menghindari hilangnya lebih banyak nyawa.

Uni Eropa juga akan memantau pelaksanaan ketentuan gencatan senjata khususnya yang berkaitan dengan mekanisme pemantauannya. Karena itu Borrell menyimpulkan adanya penghentian permusuhan hanyalah langkah pertama untuk mengakhiri konflik yang sudah berlangsung lama.

Tak hanya itu, secara umum UE juga mengutuk keterlibatan pasukan asing dan menyerukan penyelidikan atas kejahatan perang yang mungkin dilakukan selama konflik. Hal itu, tentunya menyinggung Turki yang mendukung penuh Azerbaijan.

Anggapan itu juga dipertegas oleh salah satu delegasi yang menyebut dukungan militer Turki kepada Azerbaijan dan intervensi pejuang asing "sangat menentukan". Terkait peran Turki sebagai negara anggota NATO, UE menegaskan untuk membahasnya pada pertemuan para menteri luar negeri negara aliansi militer pada 1-2 Desember 2020 mendatang.

Perjanjian perdamaian tersebut menandai kemenangan bagi Azerbaijan untuk mendapatkan kembali sebagian besar wilayah Nagorno-Karabakh di bawah kendali Armenia sejak perang pertama, yang pecah pada awal 1990-an.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement