REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Novak Djokovic akan menghadapi Alexander Zverev di laga terakhir kualifikasi ATP Finals 2020. Pemenangnya akan finis kedua di Grup Tokyo 1970 sekaligus memastikan tempat di semifinal mendampingi Daniil Medvedev.
Pertemuan Djokovic dan Zverev yang terpaut usia satu dekade tentu akan mengingatkan para penggemar tenis pada pertemuan pertama mereka tiga tahun lalu di final Internazionali BNL d'Italia.
Saat itu Djokovic sedang berada di puncak. Ia menapaki partai puncak dengan gampang tanpa kehilangan satu set pun. Roberto Bautista Agut, Juan Martin del Potro dan Dominic Thiem, semua dilewati Djokovic.
Sudah tentu, Djokovic dijagokan untuk menang di final melawan Zverev yang berusia 20 tahun dengan rangking FedEx ATP No. 17.
Namun, Zverev mengejutkan Djokovic dan dunia tenis dengan kemenangan 6-4, 6-3 untuk merebut gelar juara sekaligus mengamankan tempat di 10 besar dunia untuk pertama kalinya.
Setelah pertandingan, dia berbicara tentang ekspektasi karirnya yang telah berkembang selama bertahun-tahun.
“Ketika saya berusia 11 atau 12, saya pikir saya mungkin sudah memenangisekitar empat Slam pada usia 20,” kata Zverev, yang bertemu dengan semua bintang top ketika dia masih kecil, berkat kakak laki-lakinya, Mischa, yang ikut Tur.
“Kemudian ketika saya berusia 16 tahun, semuanya mulai menjadi lebih realistis. Saya tidak dapat membayangkan 10 besar pada usia 20 tahun. Itu adalah sesuatu yang sangat menakjubkan. ”
Tahun berikutnya, 2018, Djokovic mencetak dua kemenangan meyakinkan melawan petenis Jerman itu, hanya kehilangan tiga gim di Shanghai dan hanya hilang lima gim dalam babak kualifikasi grup ATP Finals 2018.
Namun uniknya, Zverev melakukan kejutan lain di turnamen penghujung tahun tersebut. Ia tampil sebagai juara denganberbalik mengalahkan Djokovic di final.
Pertemuan terakhir kedua pemain terjadi di perempat final Grand Slam FrenchOpen yang dimenangiDjokovic 7-6, 6-2, 6-2. Dengan demikian rekor pertemuan mereka adalah 3-2 untuk keunggulan maestro tenis Serbia.
Pada Jumat sore waktu London atau Sabtu dinihari WIB, Zverev memiliki kesempatan untuk mengalahkan petenis nomor satu dunia itu dan menyamakan skor pertemuan menjadi 3-3 sekaligus menjaga peluang kembali duduk di tahta juara ATP Finals.
Djokovic datang ke O2 Arena dengan penampilan datar dan secara mengejutkan kalah straight set dari Daniil Medvedev. Dia mengatakan setelah pertandingan bahwa dia mengalami periode tidak enak badan selama 15-20 menit tetapi merasa lebih baik pada akhir pertandingan.
Pekan lalu, juara Serbia itu malah mengatakan bahwa Medvedev dan Zverev adalah dua lawan paling berbahaya dalam persaingan di Grup Tokyo 1970 tersebut.
"Zverev dan Medvedev mungkin dalam bentuk terbaik dari siapa pun di turnamen dalam ruangan ini," katanya seperti dikutip laman ATP Tour.
“Mereka memenangi dua turnamen berturut-turut dan bermain di final di Paris. Kedua orang itu sangat tinggi dan memiliki servis yang keras dan memiliki banyak senjata dari belakang lapangan, juga backhanddan forehand yang kokoh. Mereka adalah pemain lengkap dan memiliki gaya yang mirip. Anda harus menjadi yang terbaik untuk menang melawan orang-orang itu di lapangan indoor," kata Djokovic.
Sementara itu Zverev tampaknya berjuang untuk memperbaiki servis keduanya yang menjadi biang kerok kekalahan dia di partai pembukaannya dari Daniil Medvedev. Namun Zverev terlihat sudah memperbaiki di pertandingan kedua saat menang melawan Diego Schwartzman. Servis pemain Jerman itu kembali tajam dengan capaian 10 ace dan hanya tiga kesalahan ganda.
Baik Djokovic maupun Zverev kalah dalam dua set langsung dari Medvedev, tetapi Novak melewati Schwartzman dalam dua set, sedangkan Zverev harus kehilangansatu set dari petenis Argentina itu.
Kunci dari pertandingan kali ini adalah servis Zverev dan konsistensi Djokovic. Petenis Serbia itu membuat 22 kesalahan sendiri yang tidak biasa saat melawan Medvedev. Dengan asumsi Djokovic membereskan kesalahan, dia akan tetap menjadi favorit. Tapi dia tidak akan menjadi terlalu diunggulkan sebagaimana yang terjadi pada pertemuan mereka sebelumnya.
Zverev mengatakan Jumat lalu bahwa dia menantikan tantangan berhadapan kembali dengan petenis nomor satu dunia itu.
"Novak adalah pemain hebat di mana pun Anda melawannya. Dia sulit untuk dikalahkan, " kata Zverev.
“Saya memainkannya dua kali di sini pada tahun yang sama (2019). Saya menang sekali, saya kalah sekali. Saya pikir dia adalah favorit di grup kami dan semua orang akan menantikan untuk menghadapinya. Anda harus bermain sebaik mungkin untuk memiliki kesempatan menang melawan dia, ” kata petenis bertinggi 198 cm itu.
Head to head Djokovic vs Zverev
1. 2019 di Grand Slam FrenchOpen dimenangi Djokovic (7-5, 6-2, 6-2).
2. 2018 di partai final ATP Finals dimenangi Zverev (6-4, 6-3)
3. 2018 di babak grup ATP Finals dimenangi Djokovic (6-4, 6-1)
4. 2018 di ATP Masters 1000 Shanghai China Outdoor dimenangi Djokovic (6-2, 6-1).
5. 2017 di ATP Masters 1000 Roma Italia Outdoor dimenangi Zverev (6-4, 6-3).