Jumat 20 Nov 2020 15:57 WIB

Klaster Pesantren di Garut Dinilai Mulai Terkendali

Kasus Covid-19 di pesantren dinilai sudah hampir sepenuhnya selesai.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Esthi Maharani
Ilustrasi Al-Quran dan Berdzikir COVID-19
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ilustrasi Al-Quran dan Berdzikir COVID-19

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Sejumlah pesantren di Kabupaten Garut menjadi klaster penyebaran Covid-19. Kendati demikian, Dinas Kesehatan Kabupaten Garut menyatakan, penyebaran Covid-19 di lingkungan pesantren mulai dapat terkendali. Kasus Covid-19 di pesantren dinilai sudah hampir sepenuhnya selesai.

Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani mengatakan, masih ada pasien dari lingkungan pesantren di Kecamatan Samarang yang menjalani isolasi di rumah sakit. Namun, kondisinya dalam keadaan baik.

"Terakhir (isolasi) sampai besok. Klaster pesantren Insya Allah sudah terkendali. Mudah-mudahan tak bertambah lagi," kata dia, saat dihubungi Republika, Jumat (20/11).

Sementara itu, Camat Samarang, Neneng Martiana mengatakan, dari salah satu lingkungan pesantren di wilayahnya terdapat 59 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19. Namun, sebanyak 37 orang di antaranya telah selesai menjalani isolasi di rumah sakit dan kembali ke pesantren. Para santri positif yang telah selesai menjalani isolasi di rumah sakit, masih harus melakukan isolasi di pesantren selama empat hari.

Sedangkan, sebanyak 22 orang lainnya masih dirawat di tiga rumah sakit, yaitu RSUD dr Slamet, RS Medina, dan RS Nurhayati. Para pasien yang masih menjalani isolasi itu umumnya tak memiliki gejala klinis.

"Kondisi yang masih isolasi semua sehat. Karena semua OTG. Ada satu yang gejala ringan satu orang dan dirujuk ke RSUD," kata dia.

Neneng menyebutkan, aktivitas di pesantren masih dibatasi. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut sempat memberlakukan pembatasan sosial berskala mikro (PSBM) pada 9-15 November. Namun, setelah PSBM selesai, pihak pesantren melanjutkannya secara mandiri.

Neneng menambahkan, sejak PSBM diberlakukan di lingkungan pesantren, Pemkab Garut telah memberikan bantuan berupa jatah hidup (jadup). Lantaran penghuni pesantren itu rata-rata berusia anak, jadup yang diberikan pemerintah dikelola oleh Gugus Tugas Covid-19 Kecamatan Samarang.

Gugus Tugas Covid-19 Kecamatan Samarang membuat dapur umum untuk mengolah jadup untuk para santri di pesantren itu. Dari dapur umum itu, setiap harinya dikirimkan nasi bungkus untuk kebutuhan sehari-hari para santri yang tinggal di pesantren. Dengan begitu, para santri tak keluar masuk pesantren untuk memenuhi kebutuhan mereka.

"Itu inisiatif dari kecamatan, karena melihat di sana anak-anak. Apalagi mereka masih trauma karena kasus covid. Jadi saya bantu masak, bantu semacam trauma healing juga," kata dia.

Neneng belum bisa memastikan kapan kegiatan di pesantren dapat kembali beraktivitas. Pihak pesantren juga belum dapat memastikan.

Meski kasus dari klaster pesantren di Kabupaten Garut mulai terkendali, secara umum kasus Covid-19 di daerah itu masih mengalami peningkatan. Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Garut, pada Kamis (19/11), terdapat penambahan 42 kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Saat ini, total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Garut berjumlah 1.378 orang. Sebanyak 487 orang masih menjalani isolasi di rumah sakit, satu orang isolasi mandiri, 865 orang sembuh, dan 25 orang meninggal dunia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement