Jumat 20 Nov 2020 16:05 WIB

Konsepindo: Peluang Benyamin Pilkada Tangsel Paling TinggI

Konsepindo menyebut peluang Benyamin lebih tinggi dari Muhamad dan Azizah

Direktur Riset Lembaga Survei Konsepindo, Sapraji menilai pasangan Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan paling mungkin menang Pilkada Tangerang Selatan
Foto: istimewa
Direktur Riset Lembaga Survei Konsepindo, Sapraji menilai pasangan Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan paling mungkin menang Pilkada Tangerang Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Direktur Riset Lembaga Survei Konsepindo, Sapraji menyambut baik hasil survei Pilkada Tangsel yang dilakukan Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia yang dipimpin Burhanuddin Muhtadi. Temuan survei sendiri menyatakan pasangan Muhamad-Rahayu Saraswati berhasil menyalip pasangan Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan walau masih dalam arsir margin error. 

Sapraji menilai salip menyalip sebelum waktu pencoblosan adalah hal biasa dalam pilkada, tapi memang biasanya terjadi pada kontestan yang sama-sama kuat. Dalam hal disalipnya pasangan Benyamin - Pilar oleh Muhamad - Saras, Ia menilai hal itu cukup mengejutkan, jadi wajar kalau menjadi perbincangan. 

Sapraji menyampaikan, lembaga survei Konsepindo Research and Consulting telah beberapa kali menyelenggarakan survei Pilkada Tangsel, namun tidak mendeteksi adanya stagnansi pada pasangan Benpilar. 

Dalam survei lembaganya, Benpilar juga tidak pernah mengalami penurunan elektabilitas tapi memang kenaikannya lamban karena posisi elektabilitasnya sudah tinggi. "Benyamin - Pilar sudah berada di angka 40 persen lebih sedikit, sementara Muhamad - Saras masih di angka 20 persen lebih. Kita akan turun lagi survei akhir November ini," ujarnya di kawasan BSD City, (20/11). 

Sapraji menambahkan, bisa saja pada satu lembaga survei, salah satu pasangan calon terdeteksi positif laju kenaikan elektabilitasnya, bisa juga sebaliknya. Menurutnya para paslon dan timses serta konsultan politiknya justru harus berterimakasih jika ada lembaga yang murah hati mau membuka surveinya ke publik. Itu artinya ada tambahan data pembanding buat mereka, soal siapa yang menang di survei itu tidak masalah, yang terpenting adalah menang pada hari pencoblosan. "Kalau menangnya di quick count baru itu repot sekali, karena itu bukan survei opini tapi hitung cepat sistematis. Intinya hasil survei Indikator ini bisa jadi referensi bagi siapapun khususnya bagi Banpilar untuk memenangkan kontestasi ," ujarnya.

Dengan melihat data tracking Indikator, jelas sekali terlihat sebenarnya baru pada awal November 2020 Muhamad menyalip Benyamin, itupun masih dalam arsir margin of error, data menunjukan kalau Muhamad sebelumnya selalu kalah. Sapraji sependapat dengan beberapa pihak yang menanyakan laju kenaikan elektabilitas Muhamad yang sangat pesat bahkan hampir mencapai dua puluh persen dalam dua bulan terakhir. 

Ia melihat surveinya Indikator tidak mampu menjelaskan itu secara gamblang. Apalagi setelah dicek detail, Indikator juga tidak menampilkan perkembangan popularitas personal para kandidat. Seberapa dikenal dan disukai Muhamad, apakah menyalip Benyamin juga. 

Sapraji sendiri berpendapat, di ujung pertarungan akan terjadi kontestasi yang seru. Ibarat mesin yang sudah panas, di ujung akan saling meraung. Mesin yang pengalaman akan menang. 

"Nah mesin Benyamin ini cukup berpengalaman ikut balap pilkada. Pilkada sekarang ini adalah kali ketiga buatnya, dua pilkada sebelumnya, Benyamin selalu unggul. Ia adalah wakilnya Airin Rachmi Diany. Melihat hal ini, peluang Benyamin memenangkan pilkada lebih tinggi dari Muhamad dan Azizah" pungkasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement