REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Garut masih terus mengalami peningkatan. Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, penambahan kasus itu banyak terjadi dari klaster rumah sakit swasta di daerah itu.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani mengatakan, dari klaster rumah sakit swasta itu setidaknya terdapat 79 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19. Sebanyak 45 orang di antaranya adalah tenaga kesehatan (nakes).
"Sekarang kasus masih tinggi dari rumah sakit swasta. Itu kan masih ada yang belum selesai isolasi," kata dia saat dihubungi Republika, Jumat (20/11).
Menurut dia, terpaparnya puluhan nakes itu diduga bukan berasal dari pasien yang dirawat di rumah sakit tersebut. Sebab, ketika para nakes memberikan pelayanan, protokol kesehatan yang diterapkan sangat ketat.
Leli menduga, sumber awal penularan itu berasal dari luar rumah sakit. Virus itu kemudian menyebar di rumah sakit swasta kepada para karyawan.
"Marena nakes kan berinteraksi satu sama lain, ketika makan dia bersama, buka masker, bisa terpapar," kata dia.
Ia mengatakan, hingga saat ini rumah sakit swasta itu masih ditutup. Pasien yang dirawat di rumah sakit tersebut juga telah dirujuk ke fasilitas kesehatan lainnya. Hanya pasien yang dirawat di Unit Gawat Darurat (UGD).
Menurut dia, penutupan rumah sakit itu berlaku sampai hari ini. Namun, kemungkinan penutupan akan diperpanjang lantaran masih banyak nakes yang menjalani isolasi di rumah sakit tersebut.
"Memang penutupan itu tidak dibatasi waktu. Mereka kan merawat pasiennya sendiri. Setelah selesai massa isolasi, itu kemungkinan dapat dibuka lagi," kata Leli.
Ia menambahkan, selain dari klaster rumah sakit swasta, masih terdapat nakes dari fasilitas kesehatan lainnya yang terpapar Covid-19. Total, hingga saat ini ada 89 orang yang positif Covid-19 dari lingkungan fasilitas kesehatan. Namun, untuk fasilitas kesehatan lainnya tak dilakukan penutupan.
"Kemarin memang ada puskesmas yang ditutup, tapi sekarang sudah dibuka semua," kata dia.
Dengan adanya kasus itu, Leli mengimbau para nakes untuk lebih ketat dalam menerapkan protokol kesehatan. Ia mengingatkan, protokol kesehatan bukan hanya harus dilakukan saat memberikan pelayanan, tapi juga dalam beraktivitas sehari-hari.
"Soalnya kasus kali ini lebih banyak dari penyaran di luar pelayanan. Sebab kalau pelayanan, itu ketat protokol kesehatan yang diterapkan," kata dia.
Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Garut, pada Kamis (19/11), terdapat penambahan 42 kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Namun, terdapat juga kasus sembuh sebanyak 75 orang.
Hingga saat ini, total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Garut berjumlah 1.378 orang. Sebanyak 487 orang masih menjalani isolasi di rumah sakit, satu orang isolasi mandiri, 865 orang sembuh, dan 25 orang meninggal dunia.