REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang bergejala di Kabupaten Cirebon mengalami peningkatan. Daerah tersebut membutuhkan tempat isolasi mandiri yang terpusat untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Enny Suhaeni, mengatakan, selama ini Pemkab Cirebon sempat kesulitan untuk menyewa hotel sebagai tempat isolasi mandiri bagi pasien Covid-19. "Kami berharap dukungan semua pihak," tutur Enny, Jumat (20/11).
Enny mengatakan, saat ini tempat isolasi bagi pasien Covid-19 sangat dibutuhkan. Apalagi, dalam beberapa hari terakhir, terjadi lonjakan jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19.
Seperti misalnya yang terjadi pada Kamis (19/11), dimana terjadi lonjakan kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Cirebon sebanyak 83 kasus. Dengan penambahan itu, maka jumlah total kasus Covid-19 di Kabupaten Cirebon mencapai 1.804 kasus.
Selain lonjakan kasus, Enny menambahkan, ada hal lain yang perlu diwaspadai. Yakni, peningkatan pasien yang bergejala. Saat ini, jumlah pasien bergejala dan tidak bergejala hampir seimbang. Dinkes mencatat, hingga Kamis (19/11), pasien Covid-19 bergejala berjumlah 837 orang dan tanpa gejala 967 orang. "Sekarang hampir imbang, bergejala 46 persen dan tidak bergejala 54 persen," terang Enny.
Hingga kemarin, kondisi itu mengakibatkan banyaknya pasien Covid-19 yang tidak bisa terlayani karena semua rumah sakit penuh. Padahal, hampir seluruh rumah sakit di Kabupaten Cirebon sudah menambah kapasitas untuk pasien Covid-19.
Enny menyontohkan, RS Mitra Plumbon yang sebelumnya hanya menyediakan 25 kapasitas, sekarang bertambah menjadi 87 kapasitas. Begitu juga, sejumlah rumah sakit lainnya, seperti RS Waled dan Arjawinangun. "Tapi walaupun sudah ditambah, ternyata masih belum bisa melayani pasien Covid-19 karena ruangan penuh," tutur Enny.
Untuk itu, Enny menyambut baik langkah Cirebon Power yang akan menyewa hotel sebagai tempat isolasi mandiri pasien. Karena hal tersebut bisa meminimalisasi angka penyebaran Covid-19.
Bupati Cirebon, Imron, juga mengapresiasi langkah Cirebon Power, yang berinisiatif akan menyewa salah satu hotel di Kabupaten Cirebon, untuk dijadikan sebagai tempat isolasi mandiri. "Karena kalau tidak memiliki tempat khusus, tidak menjamin mereka (pasien positif) tidak keluar atau berinteraksi dengan masyarakat lainnya," kata Imron.
Munculnya klaster industri yang terjadi di perusahaan pembangkit listrik Cirebon Power pun mendapat perhatian serius dari Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kabupaten Cirebon. Imron meminta kepada pihak perusahaan, untuk tidak lengah dalam melakukan pencegahan penyebaran virus Covid-19 di lingkungan kerjanya. Dia menyebutkan, dari informasi yang diterimanya, ada sekitar 86 karyawan di perusahaan pembangkit listrik tersebut yang terkonfirmasi Covid-19.
Imron juga mengingatkan kepada seluruh jajarannya, untuk tidak bosan dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat, terkait Covid-19. Dia menduga, salah satu faktor melonjaknya angka terkonfirmasi positif itu dikarenakan masyarakat sudah jenuh dengan Covid-19. Akibatnya, mereka abai menerapkan aturan protokol kesehatan. "Kita jangan sampai bosan, terus berikan pemahaman kepada masyarakat," tegas Imron.
Seperti diketahui, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 semula ditemukan di PLTU Cirebon Unit 1. Setelah itu, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 juga ditemukan di PLTU Unit 2.
Pihak perusahaan kemudian menetapkan kebijakan bekerja dari rumah (WFH) untuk seluruh karyawan daily dan membatasi pekerja operasional pembangkit. Meski demikian, pasokan listrik berjalan normal.