Jumat 20 Nov 2020 18:24 WIB

Risma Terima Bantuan Masker Canggih

Pemkot Surabaya menerima bantuan tiga alat canggih dari ITTS

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berjalan di dekat mobil laboratorium COVID-19 saat tes cepat (Rapid Test) COVID-19 massal di Lapangan Hoki, Jalan Dharmawangsa, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (20/6/2020). Badan Intelijen Negara (BIN) telah melakukan tes cepat (Rapid Test) COVID-19 terhadap 34.021 orang serta tes usap (Swab Test) COVID-19 terhadap 4.637 orang di Surabaya sejak Jumat (29/5/2020) sampai Sabtu (20/6/2020) sebagai upaya untuk memutus rantai penularan COVID-19.
Foto: Antara/Didik Suhartono
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berjalan di dekat mobil laboratorium COVID-19 saat tes cepat (Rapid Test) COVID-19 massal di Lapangan Hoki, Jalan Dharmawangsa, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (20/6/2020). Badan Intelijen Negara (BIN) telah melakukan tes cepat (Rapid Test) COVID-19 terhadap 34.021 orang serta tes usap (Swab Test) COVID-19 terhadap 4.637 orang di Surabaya sejak Jumat (29/5/2020) sampai Sabtu (20/6/2020) sebagai upaya untuk memutus rantai penularan COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menerima bantuan tiga alat canggih dari Institut Teknologi Telkom Surabaya (ITTS) untuk membantu penanganan pasien Covid-19. Tiga alat canggih yang dimaksud adalah IT Telkom Portable Masker, Crane Pemulasaran Jenazah versi 3.0, dan Ventilator Command Center. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyatakan, bantuan yang diserahkan Rektor ITTS Tri Arif Sarjono tersebut akan segera diurus hak patennya.

Risma mengatakan, pengurusan hak paten menjadi penting agar tidak terjadi pencurian hak kekayaan intelektual. "Bukan apa-apa, tapi kita harus biasakan itu. Saya mengalami sendiri padahal di saat penciptaan tidak segitu harganya. Hak panten ini penting untuk keberhasilan produksi masalnya,” kata Risma di Surabaya, Jumat (20/11).

Risma melanjutkan sangat tertarik melihat inovasi alat IT Telkom Portable Masker. Pasalnya, ketika orang berolahraga dengan mengenakan masker, bisa kekurangan oksigen. Tetapi, kata dia, dengan masker canggih tersebut, olahragawan akan bebas bernafas sehingga semakin bebas bergerak dan tetap disipilin protokol kesehatan (prokes).

“Ini bagus untuk keamanan supaya bisa kontrol. Tapi ini nanti saya berikan kepada petugas pemadam kebakaran supaya mereka tenang dalam kerja. Apalagi crane pemulasaran jenazah ini sangat kita butuhkan karena memudahkan petugas,” kata dia.