REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian pada Kamis (18/11), mengatakan, sejumlah orang Amerika Serikat terus mengangkat isu yang mereka sebut "ancaman China". Isu ini diangkat karena negeri Paman Sam itu sedang membutuhkan alasan untuk memamerkan kegagahan militer dan anggaran pertahanan mereka buat hegemoni regional dan global.
Seperti dilansir Xinhua, Jumat (19/11), baru-baru ini petinggi Angkatan Laut AS Kenneth Braithwaite dilaporkan telah meminta Angkatan Laut AS untuk membentuk armada baru di persimpangan Samudra Hindia dan Pasifik untuk menangani ambisi geopolitik China.
Menanggapi pernyataan Braithwaite, Zhao mengatakan, Amerika Serikat, dengan pengeluaran militer terbesar dan telah mendirikan pangkalan militer di seluruh dunia, AS hanya menyisakan 16 tahun tidak berperang selama perjalanan lebih dari 240 tahun negara sepanjang sejarahnya. "Tapi sekarang AS sering mengklaim diancam oleh orang lain. Sungguh logika yang absurd!," Kata Zhao.
Menurutnya, China berkomitmen pada jalur pembangunan damai. China adalah negara yang akan selalu menjadi pembangun perdamaian dunia, kontributor pembangunan global dan penjaga tatanan internasional. "Pembangunan China adalah peluang, bukan ancaman, karena akan menambah kekuatan perdamaian dunia," katanya.
Dia mendesak Amerika Serikat untuk meninggalkan pola pikir Perang Dingin dan zero-sum game, melihat perkembangan China yang maju secara objektif dan rasional. Ia menekankan Cina lebih memainkan peran konstruktif untuk perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia-Pasifik.