Jumat 20 Nov 2020 22:26 WIB

Perjuangan Meksiko Melawan Korupsi Kian Nyata

Penangkapan tokoh politik Meksiko baru-baru ini menandai terobosan yang hati-hati

Red: Nur Aini
Bulan ini, Jaksa Agung Meksiko meminta mantan Menteri Luar Negeri Luis Videgaray ditangkap atas tuduhan makar dan korupsi.
Bulan ini, Jaksa Agung Meksiko meminta mantan Menteri Luar Negeri Luis Videgaray ditangkap atas tuduhan makar dan korupsi.

 

REPUBLIKA.CO.ID, MEKSIKO -- Bulan ini, Jaksa Agung Meksiko meminta mantan Menteri Luar Negeri Luis Videgaray ditangkap atas tuduhan makar dan korupsi.

Baca Juga

Tuduhan itu berdasarkan penyelidikan atas kasus yang melibatkan konglomerat konstruksi Brasil Odebrecht, yang pada 2017 terungkap sejumlah politisi dari beberapa negara Amerika Latin telah menerima suap darinya. Penyelidikan itu memuncak dalam penangkapan Emilio Lozoya, mantan direktur perusahaan minyak negara Pemex dan salah satu pejabat tinggi di lingkaran dalam mantan Presiden Meksiko Enrique Peña Nieto.

Lozoya dinyatakan bersalah menerima suap dari Odebrecht dengan imbalan memberinya kontrak infrastruktur publik selama pemerintahan Peña Nieto. Tapi Videgaray, yang membantah tuduhan Lozoya, bukanlah satu-satunya politisi yang disebut dalam penyelidikan Odebrecht. Pada Agustus, Lozoya mengklaim bahwa tujuh anggota parlemen dibayar hingga 3,8 juta dolar AS untuk meloloskan RUU Reformasi Energi.

Jaksa penuntut baru-baru ini menyebut Peña Nieto bertanggung jawab atas suap senilai jutaan dolar, dan menyatakan bahwa Videgaray bertindak atas perintah presiden, mengawasi pembayaran kepada para senator. Salah satu senator yang dilibatkan Lozoya adalah Ricardo Anaya, calon presiden pada Pemilu 2018.

Lozoya telah berubah menjadi tersangka yang penting dalam penyelidikan Odebrecht, dan membuktikan bagaimana politisi Meksiko mendapat keuntungan dari sistem politik yang korup selama masa jabatan mereka.

Odebrecht bukan satu-satunya kasus yang melibatkan Lozoya, konglomerat konstruksi Brasil, dan Videgaray bukan satu-satunya pejabat tinggi yang menghadapi sistem peradilan. Pada 2017, investigasi oleh jurnalis mengungkap bagaimana pemerintah federal melalui berbagai “perusahaan hantu” melakukan rekayasai dan menghilangkan jutaan dolar dana publik.

Kasus "The Great Fraud," seperti yang biasa disebut, memungkinkan pejabat pemerintah mengambil uang pembayar pajak. Melalui ketergantungan yang berbeda, pemerintah akan menyewa universitas negeri untuk melakukan layanan infrastruktur, penelitian, dan bantuan sosial. Uang tersebut akan ditransfer ke universitas, yang pada gilirannya akan menyewa pihak ketiga untuk memenuhi tugas-tugas pemerintah.

Perguruan tinggi negeri menyewa 186 perusahaan dan mentransfer uang kepada mereka, tetapi 126 di antaranya tidak mampu memenuhi layanan yang diminta. Hal itu karena mereka tidak memiliki sarana atau prasarana operasional dan tidak memiliki izin untuk melakukan operasi tersebut.

Dalam beberapa kasus, perusahaan bahkan tidak ada. Sekolah memperoleh 48 juta dolar AS hanya untuk memfasilitasi penyimpangan keuangan.

Secara keseluruhan, pemerintah mentransfer sebesar 366 juta dolar AS kepada universitas negeri. Investigasi menunjukkan 165 juta dolar AS berakhir di 'perusahaan hantu' atau fiktif.

Kantor perusahaan penerima dana itu beralamat di sebuah rumah yang penghuninya tidak menyadari bahwa mereka adalah bagian dari kontrak jutaan dolar. Dalam beberapa kasus, alamat tempat perusahaan terdaftar bahkan tidak ada.

Gustavo H. Torres, seorang ekonom yang bekerja di Komisi Federal anti-Monopoli Meksiko, menjelaskan definisi korupsi.

“Kita perlu memahami bahwa korupsi adalah penyalahgunaan kekuasaan untuk keuntungan pribadi termasuk untuk institusi dan organisasi. Korupsi muncul dan terjadi dalam jaringan. Kita harus mengejar jaringan orang-orang yang melakukan tindak korupsi, ”katanya kepada Anadolu Agency.

Sebelas orang terlibat dalam kasus "Penipuan Besar" ini, dengan beberapa orang politisi saat ini yang mengelola kementerian dan badan dan perusahaan pemerintah selama kepresidenan Peña Nieto. Pemex adalah salah satu dari 11 perusahaani yang masuk dalam jaringan kasus ini. Pada saat yang sama ketika Lozoya menjalin kontrak jutaan dolar dari Odebrecht, perusahaan minyak Meksiko itu menandatangani 39 perjanjian dengan universitas negeri di bawah pemerintahan Lozoya.

Beberapa dari 96 perusahaan yang disewa Pemex menunjukkan segudang kejanggalan: lima di antaranya ternyata adalah 'perusahaan hantu', 11 di antaranya lenyap setelah menerima uang dari kontrak dan pejabat Pemex memiliki tujuh perusahaan. Secara keseluruhan, penipuan tersebut senilai 177 juta dolar AS.

Pada bulan Februari tahun ini Lozoya ditangkap akibat perannya dalam penyuapan Odebrecht kepada pemerintah federal, penyelidikan kasus "The Great Fraud" atau "Penipuan Besar" telah membuat terobosan yang signifikan.

Pada 2019, Rosario Robles, Kepala Sekretariat Pembangunan Sosial dan Sekretariat Pembangunan Agraria dan Wilayah Perkotaan, juga ditangkap karena dikhawatirkan menghilangkan aset publik.

Di bawah pemerintahannya, 10 kontrak telah ditandangani dengan Universitas Negara Bagian Meksiko dan Universitas Morelia. Total uang yang diduga diinvestasikan dalam 'proyek pembangunan sosial' ini berjumlah 108 juta dolar AS.

Kantor Intelijen Keuangan mengungkapkan bahwa Robles dan rekan-rekannya menghilangkan 804.875 dolar AS hanya dalam satu hari. Uang itu ditransfer ke individu-individu yang tidak ada hubungannya dengan proyek tersebut. Pada hari yang sama, rekening bank dibuat untuk memindahkan aset, dan hanya sesaat setelah menerima uang, dana dikosongkan.

Pada 2015, Peña Nieto memberikan jabatan Menteri Keuangan kepada Jose Antonio Meade Kuribreña yang bertanggung jawab atas Sekretariat Pembangunan Sosial (Sedesol), menggantikan Robles. Namun selama masa transisi itu, praktik buruk Robles tidak ditangani sama sekali.

Pada tahun 2016, Federal Superior Auditor menemukan 13,8 juta dolar AS hilang dari akun Sedesol. Uang tersebut tadinya diperuntukkan bagi proyek konstruksi. Jose Antonio Meade berencana mencalonkan diri sebagai presiden Meksiko pada 2018.

Baru-baru ini, Alfredo Zabadía, mantan pejabat Sedesol dan karyawan Robles, menawarkan diri memberikan informasi yang secara langsung menghubungkan kasus "The Great Fraud" dengan Peña Nieto, dan mengklaim bahwa Peña Nieto dan Videgaray mengatur skema penipuan tersebut.

“Di Meksiko, kami tidak mengejar seluruh jaringan yang korup. Mereka mengadili kepala, dan hanya itu. Singkirkan pemimpinnya, tetapi seluruh struktur tempat dia beroperasi tidak tersentuh. Dan yang langka, aset yang dicuri dikembalikan, ” kata Torres.

Sejak kampanye pertamanya untuk jabatan presiden pada tahun 2006, Andres Manuel Lopez Obrador telah berjanji untuk memberantas korupsi dari sistem politik Meksiko. Penangkapan menteri terkemuka pada pemerintahan Peña Nieto tampaknya memperkuat komitmen Lopez Obrador kepada konstituennya.

"Korupsi adalah ancaman yang lebih besar bagi Meksiko daripada kejahatan terorganisir," kata presiden Meksiko dalam banyak kesempatan.

“Kita harus berhati-hati dan bersabar. Dakwaan yang ada masih tidak cukup. Kita harus menunggu agar penuntut menindak mereka. Hanya dengan begitu kita bisa bicara tentang terobosan yang konkret,” kata Torres.

sumber : https://www.aa.com.tr/id/dunia/perjuangan-meksiko-melawan-korupsi-kian-nyata-/2050567
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement