REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Duta Besar AS untuk Venezuela yang baru diangkat, James Story, melanjutkan pendekatan garis keras Amerika Serikat (AS) terhadap Presiden Nicolas Maduro pada Kamis (19/11), menghancurkan harapan untuk perubahan dalam sikap pemerintahan Trump terhadap negara Amerika Selatan tersebut.
Dalam percakapan 30 menit melalui Facebook Live 'Aló, Embajador' (Halo, Duta Besar) yang diadakan setiap minggu, Story menyatakan dukungannya bagi pemimpin oposisi Juan Guaido dan Majelis Nasional.
"Kami akan melanjutkan tekanan dan kami akan mendukung kekuatan demokrasi dan masyarakat sipil di Venezuela," katanya dalam percakapan itu.
Pada hari Rabu, Story ditunjuk oleh Senat AS sebagai duta besar pertama dalam 10 tahun terakhir untuk Venezuela. AS tidak mengirim duta besar sejak 2010, ketika hubungan kedua negara itu pertama kali mulai rusak di era mantan presiden Hugo Chavez.
Story menyebut pemerintah Maduro sebagai "rezim otoriter" dan mengkritik pemilu Venezuela yang akan datang pada bulan Desember.
"Meskipun ada masalah energi, bensin, produksi minyak, obat-obatan, dan kurangnya respons terhadap pandemi, rezim ini ingin melakukan kecurangan dalam pemilihan parlemen pada 6 Desember," katanya.
“Kami percaya pada pemilu. Tapi pemilu seperti apa? Kami mendukung Presiden sementara Juan Guaido, dan komunitas internasional tidak akan mengakui penipuan ini, begitu pula rakyat Venezuela.”
Story berbicara tentang hiperinflasi di negara itu, upah minimum dua dolar, dan kerawanan pangan dan menyalahkan Maduro karena menghancurkan sektor minyak negara yang pernah berkembang pesat.
“Dia [Maduro] mengatakan masalah di industri minyak berasal dari sanksi minyak. Tapi sanksi dimulai pada Januari 2019, dan masalahnya dimulai dengan Maduro, ” ujarnya.
Pemerintahan Presiden AS Donald Trump telah meningkatkan sanksi terhadap pemerintah Maduro dalam beberapa tahun terakhir sebagai upaya menekan pemimpin Venezuela itu untuk mundur. Tetapi para kritikus mengatakan sanksi berat telah gagal menggulingkan Maduro dari kekuasaan dan membuat hidup rakyat Venezuela lebih sulit lagi.
Story sebelumnya memimpin kedutaan secara virtual saat menjabat sebagai Chargé d'affairs untuk Unit Urusan Venezuela di Bogota, ibu kota negara tetangga Venezuela, Kolombia.