REPUBLIKA.CO.ID, SRINAGAR -- Seorang anak yang harusnya bermasa depan cerah Yawar Ahmed Bhat, 23 tahun, sekarang berjuang sendirian menghadapi masalah mental di Jammu dan Kashmir yang dikelola India.
Hidup Yawar terhenti pada 2009 saat sedang berusia 12 tahun, ketika selongsong gas air mata menghantam kepalanya. Saat itu, Polisi berusaha menghentikan aksi protes yang meletus karena pemerkosaan dan pembunuhan dua perempuan, Asiya dan Neelofar.
Menjelang peringatan Hari Anak Sedunia pada Jumat, kelompok pembela hak asasi manusia percaya bahwa banyak anak seperti Yawar telah menghadapi kondisi terburuk di wilayah tersebut sejak pecahnya pemberontakan sipil pada 2008. Kerabat Yawar mengatakan, Yawar mengalami kecacatan mental hingga 75 persen dan kondisi trauma bahkan setelah 11 tahun tragedi itu terjadi.