REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH --- Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) kembali menegaskan posisinya yang konsisten dalam menolak segala bentuk ekstrimisme dan terorisme. Hal ini disampaikan Sekjen OKI, Yousef bin Ahmed Al Othaimeen dalam sebuah pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Prancis.
Seperti dilansir Saudi Gazette pada Sabtu (21/11), Yousef menegaskan bahwa terorisme tidak mempunyai agama dan kebangsaan. Tak hanya itu, Yousef juga menegaskan bahwa kebebasan berekspresi tak berarti menyinggung penganut agama atau simbol keagamaan tertentu.
Semua itu disampaikan Yousef melalui sambungan telepon dengan Menlu Prancis, Jean Yves Le Drian. Di mana kedua belah pihak sama-sama membahas hubungan antara OKI dan Prancis.
Sementara itu Menlu Prancis mengatakan bahwa negaranya tetap menghormati Islam dan sangat ingin menjalin dialog dan kerja sama dengan OKI. Sebelumnya, Prancis terus menerus mendapatkan tekanan khususnya dari negara-negara Islam karena membiarkan begitu saja majalah satir Charlie Hebdo memuat karikatur Nabi Muhammad.
Bahkan protes berujung pada pemboikotan produk-produk Prancis oleh umat Muslim di berbagai negara setelah Macron menyebut apa yang dilakukan Charlie Hebdo sebagai sebuah kebebasan berekspresi. Lebih dari itu Macron juga menyudutkan Islam setelah terjadinya peristiwa pembunuh guru sejarah Samuel Paty.