REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PP IPNU) diharapkan dapat menyiapkan kader yang dinamis dan progresif terhadap perkembangan zaman. Hal itu yang ditekankan dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) IPNU yang digelar mulai Jumat sampai Ahad (20-22/11) di Bogor, Jawa Barat.
Wakil Presiden Republik Indonesia Ma’ruf Amin dalam pembukaan Rampinas, menegaskan agar IPNU dapat menjaga nilai tradisi lama yang baik dan mengambil nilai baru yang lebih baik.
Namun, pandangan tersebut harus diperkuat dengan melakukan transformasi, inovasi, perbaikan, dan perubahan.
“Maka itu saya tambahkan satu paradigma lagi yaitu al-ishlah ilaa maa huwal ashlah, tsummal ashlah fal ashlah. Melakukan upaya perubahan dan perbaikan kepada yang lebih baik dan secara terus menerus lebih baik untuk melakukan inovasi secara berkelanjutan,” kata Ma'ruf.
Ma’ruf pun mengingatkan tugas NU, khususnya IPNU, untuk memajukan bangsa di semua sektor. Salah satunya adalah sektor pendidikan karena menjadi salah satu prioritas pembangunan.
“Pendidikan juga merupakan amanat konstitusi yakni mencerdaskan kehidupan anak bangsa. Inilah amanah yang harus kita wujudkan dan perjuangkan, karena pendidikan hakikatnya adalah investasi jangka panjang dan menjadi kunci kemajuan peradaban bangsa,” ujarnya.
Senada dengan Wapres, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj juga mengingatkan seluruh kader IPNU untuk senantiasa dinamis dan progresif menghadapi tantangan zaman. Terlebih kader-kader IPNU merupakan pelanjut organisasi NU di masa yang akan datang.
“IPNU yang memegang estafet menerima amanah keberlangsungan NU di masa depan sesuai dengan kebutuhan zaman,” katanya.
Kiai Said berharap kader IPNU harus progresif dalam mewujudkan peradaban dan kebudayaan yang lebih kuat. Ia berharap, tidak saja adaptif dengan temuan baru, tetapi membuat temuan baru tersebut.
“Kitalah yang menemukan temuan-temuan baru. Minimal dari luar, kita mampu adaptasi,” ujar Kiai Said.
Hal tersebut merupakan bagian dari amanat ijtihadiyah, amanat yang mendorong dan mengharuskan kita cerdas, dinamis, progresif, dan tidak boleh berhenti.
“Harus selalu mempunyai gagasan baru. Itu namanya ijtihadiyah. Dari sinilah, kita mampu membangun,” ujarnya.
Oleh karena itu, melalui kegiatan yang diikuti oleh perwakilan Pimpinan Wilayah IPNU dari seluruh Indonesia, ia kembali menegaskan bahwa generasi IPNU harus dinamis dan progresif terkait zaman.
Hal itu bisa dilakukan dengan membangun jejaring lintas budaya, agama, dan negara. Lalu, yang tak boleh ketinggalan adalah profesionalisme dan akuntabilitas.
“Semua pimpinan IPNU harus punya semangat tanggung jawab atas keberlangsungannya IPNU,” katanya.
Sementara itu, Ketua Umum PP IPNU Aswandi Jailani menyampaikan bahwa Rapimnas akan membahas isu-isu strategis yang berkaitan dengan IPNU dan juga berkaitan dengan internal, yaitu mengenai klaster dan akreditasi.
Ia mengatakan, tujuan diadakannya klaster dan akreditasi adalah untuk memajukan kader-kader IPNU dalam meningkatkan inovasi serta menyiapkan kader-kader ke depannya dalam menghadapi tantangan zaman.
Menurutnya, klaster dan akreditasi merupakan hal yang baru, dan oleh karena itu sedikit akan membebani seluruh kader IPNU. Namun, ia percaya bahwa seluruh kader IPNU mampu melaksanakan program tersebut, mulai dari anak cabang, cabang, hingga wilayah bisa melakukannya secara maksimal.
“Ini merupakan hal yang baru, karena ini mungkin sangat membebeni kita semua namun saya percaya semua kader akan bisa melaksanakan secara maksimal,” katanya.
Selain itu, Rapimnas juga membahas beberapa hal terkait isu-isu nasional. Yang utama berkaitan dengan pendidikan, yaitu persoalan pelajar Indonesia. Inovasi pendidikan, ideologi pancasila dan idoelogi aswaja. Semua yang terangkum dalam Rapimnas adalah berangkat dari semua kegiatan yang sudah dilakukan.
Aswandi juga menyampaikan harapannya kepada IPNU kedepannya. Yaitu pada tahun 2030, yaitu Indonesia akan menghadapi bonus demografi. Untuk itu semuanya harus harus dipersiapkan, ini menjadi tanggung jawab semua elemen kader IPNU.
“Ke depannya saya harap kita siap menghadapi bonus demografi pada tahun 2030 dan ini menjadi tanggung jawab kita semua. Di lain hal kaderisasi juga harus dimaksimalkan lagi di seluruh Indonesia,” katanya
Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) H Abdul Muhaimin Iskandar dalam sambutannya menegaskan bahwa soliditas kultural bangsa Indonesia, khususnya Nahdlatul Ulama merupakan kekuatan penting untuk kemajuan zaman.
Sebagai informasi, kegiatan ini juga dilakukan secara luring. Para peserta dari berbagai wilayah mengikuti tes rapid yang dilakukan oleh Lembaga Kesehatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LK PBNU) saat registrasi. Para peserta juga mengenakan masker dan menjaga jarak saat berlangsungnya acara. Panitia juga menyediakan cairan pembersih tangan dan perlengkapan protokol kesehatan yang ketat lainnya.