REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Vaksin untuk mencegah infeksi virus Corona jenis baru (Covid-19) yang diproduksi Israel di dalam negeri kemungkinan akan siap untuk didistribusikan kepada publik pada pertengahan tahun depan. Vaksin yang diproduksi Israel bernama Brilifie.
Vaksin ini dikembangkan oleh Institut Penelitian Biologi Kementerian Pertahanan. Tahap pertama uji klinis dilaporkan telah dimulai awal bulan ini.
Relawan yang telah menerima vaksin dalam uji coba tidak mengalami efek samping. Sekitar 15 juta vaksin telah diproduksi, dengan harapan uji coba dapat berjalan lancar.
Dilansir Times of Israel, fase pertama uji Klinik Brilife diharapkan dapat berlangsung dalam satu bulan dan melibatkan sekitar 80 relawan berusia 18 hingga 55 tahun. Tahap kedua dimulai pada Desember akan menguji sekitar 1.000 relawan berusia 18 hingga 85 tahun di delapan rumah sakit di seluruh Israel.
Dalam fase ini, relawan dengan kondisi yang kesehatan sudah ada sebelumnya akan diizinkan untuk berpartisipasi. Jika kelompok yang lebih besar merespons dengan baik terhadap vaksin dan antibodi terdeteksi dalam darah mereka, vaksin kemudian akan diberikan kepada sekitar 30 ribu orang pada April atau Mei 2021.
Jika vaksin Covid-19 Brilife bekerja dengan baik dan tidak ada efek samping yang signifikan, maka penggunaan penuh pada populasi umum akan disetujui.
Pada Oktober, Kementerian Pertahanan mengumumkan bahwa Israel telah mulai memproduksi secara massal vaksin virus corona potensial dan berencana untuk mendistribusikannya ke seluruh wilayah negara itu, hingga Palestina.
Institute for Biological Research, yang beroperasi di bawah naungan Kementerian Pertahanan Israel mengatakan pihaknya menggunakan teknik mutakhir untuk membuat vaksin Covid-19. Israel memproduksi vaksin dalam negeri sebagai rencana cadangan sementara negara itu juga berencana membeli vaksin dari perusahaan farmasi yang berbasis di luar negeri.
Israel dilaporkan sedang dalam tahap akhir pembicaraan dengan perusahaan farmasi asal Inggris AstraZeneca untuk membeli jutaan dosis vaksin Covid-19 yang saat ini sedang diujicobakan. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu juga mengatakan bahwa Israel menandatangani kesepakatan dengan Pfizer untuk membeli jutaan vaksin Covid-19, beberapa hari setelah perusahaan farmasi Amerika Serikat (AS) itu mengumumkan efektivitas vaksin yang dikembangkan mencapai 90 persen.