REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktivis dan pendiri International Networking for Humanitarian (INH) Muhammad Husein mengingatkan setiap tarikan nafas kemerdekaan yang bisa dihirup masyarakat Indonesia saat ini ada andil Palestina di dalamnya. Pria yang dikenal dengan sapaan Husein tersebut meminta Bangsa Indonesia khususnya kaum muda mengingat perjuangan yang dilakukan warga Palestina dalam membantu kemerdekaan Republik Indonesia pada 1945 silam.
Salah satunya adalah perjuangan mufti Palestina Muhammad Amin Al Husaini. Ia tidak hanya mengakui kemerdekaan Indonesia pertama kali, namun ia juga safari ke berbagai negara Timur Tengah untuk mengakui kemerdekaan Indonesia.
"Beliau adalah mufti besar, dengan semangatnya bepergian ke negara-negara timur tengah lainnya untuk mengakui kemerdekaan Indonesia, tidak ada Amerika Serikat, tidak ada Tiongkok. Negara-negara arab inilah yang mengakui kita merdeka untuk pertama kalinya," kata Husein dalam webinar nasional bertema "Mengenal Lebih Dekat Masjid Al-Aqsha" yang diselenggarakan INH pada Sabtu (20/11).
Selain Syeikh Amin Al Husaini, langkah serupa juga dilakukan Muhammad Taher Ali, saudagar kaya Palestina dan juga seorang jurnalis. Taher Ali mengambil seluruh kekayaannya yang di simpan di bank dan disedekahkan untuk perjuangan rakyat Indonesia saat itu.
"Padahal pada masa itu, Palestina juga sudah mulai dijajah oleh Israel. Tapi orang ini malah menyedekahkan seluruh kekayaannya untuk kita, apakah kita juga memiliki tingkat keimanan yang sama jika ada di posisi itu?," ujarnya.
Husein mengatakan, jika masih ada Bangsa Indonesia berkata "Tidak perlu jauh-jauh bantu Palestina, di Indonesia saja masih banyak yang susah", maka menurut Husein orang tersebut tidak memahami sejarah perjuangan dan urgensi kisah itu. "Sebagai rakyat Indonesia, kita harusnya malu dengan ucapan tersebut," ucap Husein.
Pada webinar tersebut, hadir ulama atau dai asal Gaza Palestina, syeikh Anas Al-Mashri. Ia mengatakan, masjid Al-Aqsha sebagai situs mulia umat Islam seluruh dunia, bukan hanya milik Palestina saja.
Dalam kesempatan itu, Syeikh Anas menceritakan kisah Maemunah saat meminta fatwa kepada Rasulullah SAW terkait Masjid Al-Aqsha. Dalam sebuah hadits yang dikeluarkan Abu Daud menjelaskan tentang apa yang bisa kita lakukan untuk memakmurkan masjid Al-Aqsha dan relevan untuk kondisi saat ini.
"Datangilah dan salatlah di sana. Bila engkau tidak bisa datang ke sana untuk menjalankan salat di dalamnya, maka kirimkan minyak untuk menerangi lampu-lampunya" (HR Abu Daud)," kutip Syeikh Anas yang menjelaskan maksud dari minyak adalah hadiah dari kita umat Islam. menurutnya, hadiah itu bisa berupa sedekah untuk ikut memperjuangkan pembebasan masjid Al-Aqsha di dalamnya.
Selain syeikh Anas, Penasehat INH yang juga seorang dai aktif di tanah airSahlan Damiri menjelaskan tentang asal muasal Masjid Al-Aqsha dan sifat-sifat Bani Israil yang dijelaskan dalam Alquran sebagai suatu kaum yang akan merusak di muka bumi.
"Hal ini dibuktikan oleh firman Allah dalam Alquran sendiri yang mengatakan Bani Israil ini membuat kerusakan di muka bumi, jadi bukan hal yang bisa di debat lagi," katanya. Penjajahan Palestina, menurut Sahlan merupakan salah satu wujud dari pembuktian tersebut.