Ahad 22 Nov 2020 02:13 WIB

Mengunjungi Museum Anti-Covid di Wuhan China

Museum Anti-Covid di Wuhan, China dikunjungi 3.000 orang per hari

Red: Nur Aini
Pengunjung Museum Anti-COVID-19 di Wuhan, Provinsi Hubei, Sabtu (21/11/2020), melihat patung-patung petugas kesehatan dari berbagai provinsi di China yang dikerahkan untuk membantu penanganan medis saat pandemi mulai melanda pada akhir Desember 2019 hingga Januari 2020. Sejak dibuka pada 15 Oktober 2020, museum tersebut dikunjungi lebih dari 3.000 orang per hari.
Foto: ANTARA/M. Irfan Ilmie
Pengunjung Museum Anti-COVID-19 di Wuhan, Provinsi Hubei, Sabtu (21/11/2020), melihat patung-patung petugas kesehatan dari berbagai provinsi di China yang dikerahkan untuk membantu penanganan medis saat pandemi mulai melanda pada akhir Desember 2019 hingga Januari 2020. Sejak dibuka pada 15 Oktober 2020, museum tersebut dikunjungi lebih dari 3.000 orang per hari.

REPUBLIKA.CO.ID, WUHAN -- Kota Wuhan, China, memiliki museum anti-Covid-19 yang dikunjungi sekitar 3.000 orang per hari sejak pertama kali dibuka untuk umum pada 15 Oktober 2020.

"Sejak dibuka sampai sekarang, masih gratis," kata seorang petugas di museum tersebut, Sabtu (21/11).

Baca Juga

Di dalam museum yang lebih mirip dengan ruang pamer tersebut, para pengunjung akan mendapatkan gambaran secara detail dan sesuai urutan peristiwa saat virus yang menyerang paru-paru tersebut mulai mewabah. Ada foto dan video yang menggambarkan situasi menegangkan di salah satu rumah sakit saat Ibu Kota Provinsi Hubei di wilayah tengah daratan China itu dilanda wabah yang sangat tiba-tiba menjelang perayaan Imlek.

Ada juga ambulans dan peralatan kesehatan dari mulai yang sederhana hingga yang memang diciptakan khusus untuk penanganan wabah. Kedatangan balabantuan dari berbagai provinsi, baik petugas medis, tenaga sukaralewan, maupun pasukan militer juga digambarkan dalam bentuk audio visual dan patung.

Diorama yang menggambarkan saat-saat menegangkan di ruang ICU rumah sakit juga dihadirkan di museum tersebut. Bahkan, ada pula beberapa ranjang pasien Covid-19 karena museum itu memang tadinya berfungsi sebagai rumah sakit sementara. Alat berat yang digunakan untuk membangun secara kilat dua rumah sakit khusus Covid-19, Huoshenshan dan Leishenshan, juga menjadi penghuni museum tersebut.

"Mungkin saja tempat ini nanti akan menjadi objek wisata baru di Wuhan," kata Li Qiaoling, warga Wuhan.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement