REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Utusan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) David Nabarro memperingatkan, Eropa dapat menghadapi gelombang ketiga infeksi pada awal 2021. Hal itu disinyalir terjadi jika pemerintah tidak menerapkan tindakan pencegahan yang hilang pada musim panas ini.
Dia mengatakan, infeksi dapat meningkat kembali jika negara-negara Eropa mengulangi apa yang dikatakannya sebagai kegagalan untuk mencegah gelombang kedua. "Mereka melewatkan pembangunan infrastruktur yang diperlukan selama bulan-bulan musim panas setelah mereka mengendalikan gelombang pertama," katanya mengutip Independent, Ahad (22/11).
Dia menegaskan, di gelombang kedua saat ini, kondisi sudah semakin berat. Namun, hal itu akan diperburuk jika tidak membangun infrastruktur yang diperlukan.
Selain lonjakan di Inggris, negara-negara lain di Eropa sejauh ini juga melaporkan lonjakan tinggi. Di Italia, lonjakan harian kasus dalam 24 jam terakhir lebih dari 34 ribu kasus. Jumlah itu adalah penghitungan terburuk ketiga di dunia setelah AS dan India.
Tak hanya Italia, Jerman dan Prancis juga mengalami peningkatan kasus sebesar 33 ribu gabungan. Swiss dan Austria memiliki ribuan kasus setiap hari, sementara Turki melaporkan rekor 5.532 infeksi baru.
Menyoal Prancis, diperkirakan akan mulai melonggarkan pembatasan yang diberlakukannya pada 30 Oktober lalu setelah tingkat infeksi baru turun dalam beberapa pekan terakhir. Pada Sabtu kemarin, jumlah kasus baru yang dikonfirmasi turun untuk hari kelima secara berturut-turut.