Senin 23 Nov 2020 01:49 WIB

IPI: Tingginya Harga Jual Daur Ulang karena Bahan Terbatas

Plastik daur ulang memiliki harga tinggi dan bisa diolah untuk beragam produk

Seorang pekerja memilah limbah botol plastik. Tingginya harga jual bahan daur ulang PET, disebabkan mudahnya bahan tersebut didaur ulang dan terbatasnya pasokan bahan baku.
Foto: ANTARA/Basri Marzuki
Seorang pekerja memilah limbah botol plastik. Tingginya harga jual bahan daur ulang PET, disebabkan mudahnya bahan tersebut didaur ulang dan terbatasnya pasokan bahan baku.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan, pemulung mengumpulkan 84,3 persen sampah plastik atau setara 354.957 ton yang ads di Tanah Air. Data itu pula yang membuat Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi, berpendapat, kegiatan memulung sampah adalah pekerjaan yang mulia.  

“Pemulung merupakan penjaga terdepan dari ekosistem daur ulang,” kata Ketua Umum Ikatan Pemulung Indonesia (IPI), Prispolly Lengkong dalam siaran pers, Ahad (22/11).

Dia membandingkan kondisi saat ini dengan satu dekade lalu. “Dulu yang dicari pemulung adalah kertas dan kaca. Kini, plastik PET menjadi salah satu komoditas yang paling dicari,” kata Prispolly menjelaskan.

Tingginya harga jual bahan daur ulang PET, disebabkan mudahnya bahan tersebut didaur ulang dan terbatasnya pasokan bahan baku. Prispolly menjelaskan, bahan plastik PET bisa diolah menjadi berbagai produk yang memiliki nilai tinggi, seperti geotekstil, dakron, dan pakaian. Olahan PET bahkan menjadi salah satu sumber ekspor Indonesia.

“Berat tiga sampai empat galon sekali pakai bisa mencapai satu kilogram. Air mineral lain butuh puluhan hingga ratusan buah untuk mencapai berat yang sama,” kata pria yang kembali didaulat memimpin IPI untuk periode 2019-2020 itu. 

Karena terbuat dari plastik PET yang mudah didaur ulang, menurut Prispolly, kemasan galon sekali pakai mudah proses perputarannya dalam siklus daur ulang. Berbeda dengan kemasan yang sulit didaur ulang, seperti yang terdapat pada plastik berkode nomor 7, yang bahannya sulit didaur ulang dan memiliki nilai jual sangat rendah. 

Jangan sampai, kata dia, fakta yang secara universal sudah diterima di seluruh dunia ini, kemudian dibolak-balik untuk mengaburkan fakta sebenarnya.

"Sekarang ini ramai beredar di media online dan buzzer medsos, yang mengatakan bahwa plastik bahan PET dari kemasan sekali pakai dengan kode daur ulang nomor 1 disamakan kategorinya dengan kantong plastik yang memang sulit prosesnya didaur ulang," katanya menjelaskan. 

Menurut Prispolly, ada yang menggiring opini, karena kepentingan bisnis untuk menjatuhkan atau menutupi dan mengalihkan isu yang sedang dihadapi oleh pihak tertentu, dengan mengangkat isu bahwa galon atau kemasan plastik sekali pakai dengan kode daur ulang plastik nomor 1 merupakan masalah utama dari isu sampah plastik.

"Padahal, galon sekali pakai adalah inovasi terbaik, apalagi bahannya memakai PET yang mempunyai nilai tinggi untuk di daur ulang," tegas Prispolly. Menurutnya, masih saja banyak penggiringan opini yang menjatuhkan dan memusuhi plastik, tanpa melihat bahwa plastik adalah bagian dari peradaban dan kehidupan manusia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement