Senin 23 Nov 2020 10:49 WIB

Tekan Kredit Macet, BTN Jual Aset senilai Rp 249 Miliar

Aset yang ditawarkan berupa rumah tinggal, apartemen maupun properti komersial.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Pahala N. Mansury.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Pahala N. Mansury.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk berupaya mendorong penjualan aset untuk mempercepat pemulihan aset atau recovery asset. Salah satunya melalui kegiatan Asset Sales Festival di Makassar.

Direktur Utama BTN Pahala Nugraha Mansury mengatakan melalui kegiatan tersebut perseroan menjual sekitar 1.282 aset senilai Rp 249,28 miliar. Adapun aset berupa rumah tinggal, apartemen maupun properti komersial yang dijual merupakan aset non produktif dari agunan kredit baik komersial, konsumer maupun syariah.

Baca Juga

“Perseroan optimistis acara Asset Sales Festival di Makassar akan direspon positif investor. Sebab dalam waktu beberapa jam saja penawaran yang masuk sudah lebih dari Rp 68 miliar,” ujarnya kepada Republika.co.id, Senin (23/11).

Menurut Pahala investor yang membeli properti lewat ajang Asset Sales Festival dapat menikmati nilai tambah yang berbeda. Adapun nilai tambah tersebut antara lain investor dapat menikmati cover agunan dengan sisa pokok yang besar, kredit modal kerja (KMK) untuk renovasi, media pemasaran karena perseroan dapat menayangkan aset tersebut portal rumahmurahbtn.co.id.  

“Kami mengajak para investor untuk membeli aset properti, karena merupakan asset class yang stabil, tahan terhadap gejolak makroekonomi seperti resesi, inflasi dan sebagainya. Selain stabil, keuntungan lain juga akan diraih investor baik berupa pendapatan sewa atau capital gain dari harga properti yang terus meningkat jika dijual kembali,” ucapnya.

Pada rangkaian acara Asset Sales Festival yang digelar di Medan pada awal November 2020 lalu, BTN mencatatkan pembelian dari para investor senilai Rp 70 miliar. Kemudian di Bandung, jumlah penawaran yang masuk senilai Rp 111 miliar.

“Adanya recovery aset yang baik, pada kuartal tiga 2020 perseroan berhasil menurunkan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) net level 2,26 persen dari posisi pada bulan yang sama tahun sebelumnya yang berada pada level 2,33 persen,” ucapnya. 

Adanya penjualan aset bermasalah ini, kata Pahala, perseroan berharap bisa menurunkan NPL di bawah dua persen. Salah satu fokus selama 2020 dan 2021 adalah penjualan aset yang membebani rasio kredit macet perseroan.

“Untuk memaksimalkan penjualan aset bermasalah, perseroan mengoptimalkan portal rumahmurahbtn.co.id, penjualan via katalog dimana konsumen dapat memilih aset BTN yang diinginkan katalog dan menghubungi kantor cabang terkait untuk proses selanjutnya,” ucapnya.

Ke depan BTN akan terus melakukan penjualan aset-aset bermasalah yang tahun ini nilainya mencapai Rp 11,6 triliun. Adapun dari jumlah tersebut aset yang sudah siap untuk dijual sekitar Rp 7 triliun dan ditargetkan tahun ini bisa terjual sekitar Rp 2 triliun.

“Konsumen juga dapat melakukan penawaran langsung melalui asset sales festival dan penjualan lewat kantor cabang. Adapun mekanisme penjualan dapat dilakukan dengan lelang, fiat eksekusi/putusan pengadilan, pengalihan hak tagih serta novasi atau pembaharuan utang,” ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement