Senin 23 Nov 2020 14:37 WIB

Puluhan Anak Putus Sekolah Didorong Berwirausaha

Adanya pilkada, membuat pesanan logo, banner dan spanduk meningkat.

Wirausaha (ilustrasi)
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Wirausaha (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Puluhan anak putus sekolah di Kabupaten Lebak, Banten berkiprah dalam kewirausahaan. Hal ini agar mereka mampu menciptakan lapangan pekerjaan di daerah ini.

"Kami hari ini banyak menerima pesanan desain grafis bentuk kemasan, banner, logo, gambar mug, sablon, dan spanduk," kata Hazrat Ali (18 tahun), seorang anak putus sekolah warga Warunggunung, Kabupaten Lebak.

Permintaan pesanan itu, bukan dari warga Kabupaten Lebak saja, namun juga dari Kabupaten Pandeglang, Kota Serang, dan Kabupaten Serang. Kebanyakan pesanan itu jenis kemasan, banner, logo, gambar mug, sablon dan spanduk dengan harga Rp 50 ribu sampai Rp 500 ribu.

Saat ini, kata dia, omzet pendapatan relatif lumayan di tengah pandemi Covid-19, terlebih adanya pemilihan kepala daerah (pilkada), sehingga banyak pesanan logo, banner dan spanduk.

"Kami menggeluti usaha ini sudah menyerap tenaga kerja sebanyak lima orang," kata Hazrat Ali. Dia mengakui tidak melanjutkan pendidikannya hingga ke perguruan tinggi karena faktor biaya.

Begitu juga anak putus sekolah lainnya, Siti Rika Agustina (18 tahun) mengatakan, kini menjalin kerja sama dengan koperasi untuk menampung produksi desain grafis bentuk pin, bros, gambar mug, dan kemasan. Sebab, lembaga koperasi tersebut dapat memasarkan produk hingga ke luar daerah.

Bahkan, kata dia, sejak sepekan terakhir banyak permintaan dan menyerap tenaga kerja sebanyak tiga orang. "Kami merintis usaha itu belum lama, dan banyak pesanan melalui koperasi itu," ujar Siti.

Ketua Pengelola Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Cadre Ability Informatika, Kabupaten Lebak Hambali mengatakan anak putus sekolah yang kini menggeluti kewirausahaan itu sebanyak 20 orang menerima pelatihan desain grafis melalui program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Program itu bertujuan untuk mencetak anak-anak putus sekolah, agar memiliki kecakapan dan keterampilan (life skill) khususnya desain grafis. Saat ini, ujarnya, tenaga desain grafis sangat dibutuhkan para pelaku usaha sehubungan menggeliatnya perekonomian masyarakat.

"Kami mengapresiasi anak-anak putus sekolah itu kini bisa mengembangkan usahanya dengan menjalin kerja sama dengan lembaga usaha, seperti koperasi, instansi pemerintah dan BUMN," kata Cadre.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement