Senin 23 Nov 2020 15:08 WIB

Deklarasi G20 Tegaskan Komitmen Pemulihan Inklusif

KTT G20 berakhir pada Ahad malam di Riyadh dan hasilkan sejumlah kesepakatan

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Presiden Dewan Eropa Charles Michel (Kiri) dan Presiden Komisi Eropa Ursula Von Der Leyen (pada layar kanan), yang hadir melalui tautan online, memberikan jumpa pers bersama menjelang pertemuan online G20, di Brussel, Belgia, 20 November 2020 Para Pemimpin G20? KTT akan diadakan secara virtual pada 21 dan 22 November dan diorganisir oleh Presidensi G20 Arab Saudi saat ini.
Foto: EPA-EFE/OLIVIER HOSLET
Presiden Dewan Eropa Charles Michel (Kiri) dan Presiden Komisi Eropa Ursula Von Der Leyen (pada layar kanan), yang hadir melalui tautan online, memberikan jumpa pers bersama menjelang pertemuan online G20, di Brussel, Belgia, 20 November 2020 Para Pemimpin G20? KTT akan diadakan secara virtual pada 21 dan 22 November dan diorganisir oleh Presidensi G20 Arab Saudi saat ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemimpin negara-negara yang tergabung dalam kelompok 20 Ekonomi Utama atau Group of 20 (G20) menyatakan dukungan atas deklarasi yang dikeluarkan pada akhir Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) 2020 di Riyadh, yang berakhir pada Ahad malam waktu Jakarta.

Deklarasi tersebut mencakup kesepakatan atas langkah-langkah yang akan diambil untuk pemulihan dan pembangunan kembali yang inklusif, guna melindungi kehidupan dan mewujudkan masa depan yang lebih baik.

Baca Juga

“Kami, para pemimpin G20, bertemu untuk kedua kalinya di bawah Kepresidenan Arab Saudi, bersatu dalam keyakinan kami bahwa aksi global yang terkoordinasi, solidaritas, dan kerja sama multilateral lebih diperlukan saat ini dibandingkan sebelumnya, untuk mengatasi tantangan yang ada saat ini dan mewujudkan peluang di abad ke-21 untuk semua dengan memberdayakan masyarakat, melindungi planet, dan membentuk batas baru,” demikian tertulis dalam deklarasi tersebut.

KTT G20 yang berlangsung secara daring di bawah kepemimpinan Arab Saudi itu menghasilkan dokumen Final Communique of the Leaders’ Summit. Dokumen itu berisi lebih dari 30 poin deklarasi yang mencakup berbagai isu termasuk respons terhadap Covid-19 dan upaya pemulihan yang berkelanjutan dan inklusif, akses universal terhadap vaksin yang setara terjangkau, serta pembebasan utang bagi negara-negara berpendapatan rendah.

Para pemimpin G20 juga berjanji akan melakukan semua upaya untuk memastikan akses terhadap vaksin Covid-19 yang terjangkau dan merata bagi semua orang, sesuai dengan komitmen untuk mendorong inovasi.

“Kami mendukung penuh semua upaya kolaboratif, terutama inisiatif Access to Covid-19 Tools Accelerator (ACT-A) dan fasilitas COVAX, dan pemberian lisensi sukarela atas kekayaan intelektual,” demikian bunyi deklarasi G20.

Negara-negara G20 juga telah menyetujui perpanjangan penangguhan utang bagi negara-negara yang memenuhi syarat guna mendukung upaya penanganan pandemi.

“Kami berkomitmen untuk mengimplementasikan Inisiatif Penangguhan Layanan Utang (Debt Service Suspension Initiative/ DSSI), termasuk perpanjangannya hingga Juni 2021, memberikan kesempatan bagi negara yang memenuhi syarat DSSI untuk menangguhkan pembayaran layanan hutang bilateral resmi,” tutur deklarasi itu, yang juga menyoroti kurangnya partisipasi dari kreditor swasta dalam inisiatif tersebut.

“Kami sangat mendorong mereka untuk berpartisipasi dengan persyaratan yang sebanding saat diminta oleh negara yang memenuhi syarat,” tambahnya.

Terkait upaya pemulihan dan pembangunan masa depan yang berkelanjutan, para pemimpin anggota G20 menyatakan komitmen untuk memajukan kesiapan, pencegahan, deteksi, dan respons terhadap kemungkinan pandemi di masa depan.

Mereka juga menggarisbawahi pentingnya upaya pemulihan inklusif yang menangani permasalahan terkait kesenjangan dengan poin-poin pembangunan berkelanjutan, akses setara terhadap kesempatan, dunia pekerjaan, pemberdayaan perempuan, edukasi, pariwisata, serta migrasi dan forced displacement.

Perlindungan planet serta sumber daya alam bersama juga menjadi salah satu tema utama dalam deklarasi tersebut.

“Mencegah degradasi lingkungan, melestarikan, menggunakan secara berkelanjutan dan memulihkan keanekaragaman hayati, melestarikan lautan kita, mempromosikan udara bersih dan air bersih, menanggapi bencana alam dan peristiwa cuaca ekstrem, dan mengatasi perubahan iklim adalah salah satu tantangan paling mendesak di zaman kita. Saat kami pulih dari pandemi, kami berkomitmen untuk melindungi planet kita dan membangun masa depan yang lebih ramah lingkungan dan inklusif untuk semua orang,” demikian deklarasi G20.

G20 diisi oleh 20 negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Mereka adalah yakni Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, Britania Raya, China, India, Indonesia, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Korea Selatan, Meksiko, Prancis, Rusia, Turki, serta Uni Eropa.

Pada Maret lalu, negara-negara tersebut menyelenggarakan KTT darurat. KTT darurat digelar guna merencanakan koordinasi respons global terkait pandemi Covid-19 yang dipimpin oleh Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud.

Selama kepemimpinan Arab Saudi pada tahun 2020, lebih dari 170 pertemuan telah digelar untuk pembahasan berbagai sektor. Sektor tersebut meliputi keuangan, perdagangan dan investasi, kesehatan, pendidikan, energi, iklim, anti-korupsi, pertanian, lingkungan, ketenagakerjaan, pariwisata, ekonomi digital, dan urusan luar negeri.

Rampungnya KTT G20 sekaligus menyudahi kepemimpinan Arab Saudi selama satu tahun terakhir dan menandai dimulainya Presidensi oleh Italia untuk tahun 2021. Indonesia dijadwalkan mengambil alih kepemimpinan G20 pada tahun 2022, diikuti oleh India pada 2023 dan Brasil pada 2024.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement