REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Markas Kodam Jaya di Cawang, Jakarta, belakangan ini dibanjiri karangan bunga dengan pesan bernada dukungan untuk menindak para pelaku kerumunan Covid-19. Karangan bunga tersebut terpasang setelah adanya pencopotan spanduk dan baliho sambutan kepulangan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS) atas perintah Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurrachman.
Meski demikian, ada salah satu karangan bunga yang tertulis bersumber dari Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN). Pesan dari karangan bunga itu yakni: “Lawan dan Tindak Para Penyebab COVID-19 dan Covidiot.” Menyikapi adanya karangan bunga itu, AMAN lewat siaran persnya menegaskan, tidak benar mengirimkan karangan tersebut. Untuk itu, Pengurus Besar (PB) AMAN akan menyelidiki perbuatan tersebut.
“Kami Masyarakat Adat Nusantara tetap bekerja keras melawan Covid19 di seluruh penjuru nusantara. Namun Karangan Bunga di atas adalah perbuatan tidak bertanggungjawab pihak yang mengatasnamakan AMAN. Demikian klarifikasi ini kami sampaikan untuk mencegah fitnah dan kesalahpahaman,”ujar PB AMAN lewat siaran pers bertajuk Klarifikasi PB AMAN Terkait Ucapan Karangan Bunga di Kodam Jaya tertanggal 23 November 2020.
Dalam laman resminya, AMAN menegaskan, memiliki visi untuk mewujudkan kehidupan yang adil dan sejahtera bagi semua Masyarakat Adat di Indonesia. Organisasi ini beranggotakan 2.359 komunitas adat di seluruh Indonesia yang berjumlah sekitar 17 juta anggota individu.
“Kami menempati wilayah adat kami secara turun-temurun. Masyarakat Adat memiliki kedaulatan atas tanah dan kekayaan alam, kehidupan sosial budaya yang diatur oleh hukum adat, dan lembaga adat yang mempertahankan keberlanjutan kehidupan mereka sebagai komunitas adat.”