REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Disebutkan bahwa Nabi Isa AS akan sholat di belakang imam yang beragama Muslim. Benarkah hadits menyatakan demikian dan apa maksudnya?
Khalil Ibrahim Mulla Khatir, dalam "Keagungan Nabi Muhammad", menjelaskan kabar mutawatir itu menyebutkan, bahwa di akhir zaman dan setelah berhasil membunuh Dajal, Nabi Isa sholat di belakang imam dari kalangan umat Muhammad SAW. Jabir RA pernah meriwayatkan, bahwa dia mendengar Nabi SAW bersabda:
لا تَزالُ طائفةٌ من أُمَّتي يقاتِلونَ على الحقِّ ، ظاهرينَ إلى يومِ القيامةِ ، فيَنْزِلُ عيسى ابنُ مريمَ ، فيقولُ أميرُهم : تَعَالَ صَلِّ لنا ، فيقولُ : لا ، إنَّ بعضَكم على بعضٍ أميرٌ ، تَكْرِمَةُ اللهِ لهذه الأُمَّةِ
"Ada sekelompok orang di antara umatku yang senantiasa akan berperang untuk membela kebenaran secara terang-terangan hingga tiba hari kiamat. Kemudian, Isa as putra Maryam turun ke bumi. Kemudian pemimpin kelompok itu berkata kepada Isa, 'Kemarilah, jadilah imam sholat bagi kami'. Isa berkata, "Tidak, sesungguhnya sebagian kalian merupakan pemimpin bagi sebagian yang lain. Hal itu merupakan penghormatan dari Allah bagi umat ini." (HR Muslim)
Sedangkan Abu Hurairah meriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
«كيف أنتم إذا نزل ابن مريم فيكم وإمامكم منكم» "Bagaimana sikap kalian, jika Isa ibnu Maryam turun di tengah-tengah kalian sedangkan imam kalian berasal dari kalian sendiri?" (Mutafaq 'alaih)
Inilah bukti bahwa Allah SWT mengistimewakan umat Nabi Muhammad SAW dengan nikmat-nikmat yang agung dan pemberian yang besar.
Karunia demikian merupakan penghormatan dari Allah kepada Nabi Muhammad SAW. Namun, tentunya kemurahan dan keistimewaan itu diberikan kepada umat yang mengikuti ajaran Nabi SAW.