REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Berbicara tentang harakat atau tanda baca tidak jauh berbeda dengan huruf. Hindarilah kesalahan dalam melafalkan harakat.
Mengapa demikian? Dikutip dari buku Tajwid Lengkap Asy-Syafi'i karya Abu Ya'la Kurnaedi dijelaskan bahwa kesalahan membaca harakat bisa berakibat fatal, yaitu mengubah makna dari kata dalam ayat yang dibaca tersebut. Berikut ini sebagai contoh penjelasannya:
1) Lafal يَفْتَرُونَ (yaftarun) pada surat Ali Imran ayat 24
Membaca lafal ini dengan menmbaca fathah (a) huruf ta, akan bermakna mengada-ada atau berdusta, tetapi jika dibaca dengan men-dhammahkan huruf ta, (sehingga menjadi yafturun), maka maknanya adalah bosan atau menjadi lemah.
2) Lafal الْمُنذَرِينَ (al-mundzarin) pada surat Asy-Syu'ara ayat 173
Fathah pada huruf dzal berarti orang-orang yang diberi peringatan, sedangkan meng-kasrahkannya (i), sehingga dibaca al-mundzirin, berarti memberi peringatan.
3) Lafal العالمين pada surat Al-Fatihah ayat 2
Fathah pada huruf lam bermakna alam semesta, sementara dengan mengkasrahkannya bermakna orang-orang yang pintar.
Adapun harakat ada dua macam yaitu: harakat ashliyyah dan harakat far'iyyah. Harakat ashliyyah dinamakan juga harakat asli atau utama yang terdiri dari fathah, dhammah, dan kasrah.
Sementara harakat far'iyaah dinamakan juga harakat cabang yang terdiri dari mumalah dan musyammah (diisymamkan).