REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kalangan pengendara angkutan umum di Jakarta Timur meminta program Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertalite dengan harga Premium bisa diperpanjang. Mereka merasa perlu beradaptasi dengan kebijakan BBM tersebut.
"Pengennya bisa ditambah 1,5 tahun lah supaya ke depan kami bisa adaptasi dulu. Harga tidak langsung melonjak," kata sopir angkutan umum trayek Kampung Malayu-Bekasi, Paidi, di Jakarta, Senin (23/11).
Paidi mengatakan, 1,5 tahun adalah waktu yang ideal bagi pengusaha angkutan umum untuk beradaptasi dengan Pertalite sebagai bahan bakar kendaraan. Sebab, kebijakan itu tepat diterapkan di tengah pandemi COVID-19 saat ini yang membuat ekonomi sopir angkutan umum menurun.
"Kalau pendapatan sopir angkot ada bagusnya, jadi tidak terlalu memberatkan, kita justru merasa terbantu di saat pandemi ini. Jadi terbantu banget Pertalite harga premium," katanya.
Sementara itu pengendara ojek online, Rizky Patriot, mengatakan, program tersebut sangat bermanfaat untuk kalangan ojek online yang bergantung pada BBM. Ia berharap program tersebut bisa terus diterapkan.
"Berharap programnya bisa terus, apalagi kita driver, bahan bakar sangat penting. Sangat terbantu sekali sama program ini," katanya.
Unit Manager Communication, Relation & CSR Marketing Operation Region III, Eko Kristiawan, dalam keterangan tertulis mengatakan, program edukasi dan promosi ini merupakan bentuk dukungan kepada Pemerintah. Pertamina menerapkan harga khusus pertalite di Jakarta Timur mulai Ahad (22/11) melalui Program Langit Biru (PLB), harga khusus pertalite kini hanya Rp 6.450 per liter, atau turun Rp 1.200 dari harga normal hingga enam bulan ke depan.
"Program ini menyasar kendaraan bermotor roda dua, roda tiga, angkot, dan transportasi publik pelat kuning," kata Eko.