REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak naik lebih dari dua persen pada akhir perdagangan Senin (23/11) atau Selasa (24/11) pagi WIB). Ini memperpanjang kenaikan akhir pekan lalu, saat laporan terbaru hasil uji coba vaksin virus corona yang menggembirakan membuat para pedagang mengantisipasi pemulihan permintaan.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Januari, terangkat 1,10 dolar AS atau 2,45 persen menjadi menetap di 46,06 dolar AS per barel. Minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) naik 64 sen atau 1,51 persen menjadi ditutup pada 43,06 dolar AS per barel. Kedua acuan tersebut melonjak lima persen minggu lalu.
Produsen obat Inggris AstraZeneca mengatakan pada Senin (23/11) bahwa vaksinnya, yang dikembangkan bersama dengan Universitas Oxford, bisa menjadi sekitar 90 persen efektif.
"Dosis lain dari berita vaksin virus corona yang menguntungkan hari ini telah mendorong kenaikan baru dalam ekuitas yang dengan mudah tumpah ke ruang minyak," kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates di Galena, Illinois.
Struktur contango di pasar, di mana harga kontrak pengiriman bulan depan lebih rendah daripada untuk pengiriman enam bulan kemudian, menyempit menjadi hanya 31 sen AS, terkecil sejak pertengahan Juni, mencerminkan pandangan pedagang bahwa kelebihan pasokan yang berkelanjutan sedang surut.
Prospek permintaan telah membaik dengan berita yang menunjukkan kemajuan dalam mengembangkan vaksin Covid-19. Seorang pejabat AS mengatakan suntikan pertama di Amerika Serikat dapat dimulai satu atau dua hari setelah persetujuan regulator diperoleh.
"Kompleks minyak mendapat manfaat dari berita vaksin dan data awal menunjukkan beberapa permintaan bahan bakar jet yang lumayan untuk pertama kalinya sejak seluruh pandemi ini dimulai," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York.
Sentimen juga didukung oleh ekspektasi bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), Rusia dan produsen lain, kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, akan memperpanjang kesepakatan untuk menahan produksi.
Di sisi penawaran, OPEC+, yang bertemu pada 30 November dan 1 Desember, akan melihat opsi untuk memperpanjang kesepakatan pemotongan produksi setidaknya tiga bulan mulai Januari.
Perusahaan minyak Rusia yang lebih kecil masih berencana untuk memompa lebih banyak minyak mentah tahun ini, kata sebuah kelompok yang mewakili produsen tersebut.