REPUBLIKA.CO.ID, BAKU -- Pasukan Azerbaijan memberi waktu tambahan bagi warga sipil Armenia yang belum bisa meninggalkan wilayah Azerbaijan di Nagorno Karabakh. Hal itu dilakukan, menyusul kesepakatan yang dicapai antara Armenia dan Azerbaijan. Kesepakatan ini menjadi pukulan telak buat Armenia yang harus meninggalkan Nagorno Karabakh.
Seperti dilansir, Anadolu Agency Selasa (24/11), sebagian warga Armenia meninggalkan wilayah itu dengan membakar rumah dan bangunan umum. Hal tersebut, nyatanya diizinkan oleh tentara Azerbaijan, seraya memberi waktu ekstra hingga 1 Desember untuk meninggalkan wilayah itu.
Dalam visual yang beredar di media sosial, beberapa warga sipil Armenia terlihat mengibarkan bendera putih di depan tentara Azerbaijan untuk meminta lebih banyak waktu. Berdasarkan pantauan, pasukan Azerbaijan juga terlihat menunggu di depan rumah dan membiarkan orang Armenia membawa barang-barangnya ke dalam truk.
Hubungan antara bekas republik Soviet, Azerbaijan dan Armenia telah tegang sejak 1991 ketika militer Armenia menduduki Nagorno-Karabakh. Setelah 30 tahun berlalu, bentrokan baru meletus pada 27 September kemarin. Dalam konflik terakhir, pasukan Azerbaijan memukul telak tentara Armenia.
Atas dasar itu, pada 10 November, kedua negara menandatangani perjanjian yang ditengahi Rusia untuk mengakhiri pertempuran, dan mulai berkomitmen menuju resolusi yang komprehensif.
Selain meninggalkan wilayah yang masih terisi, Armenia juga diharuskan meninggalkan Kalbajar pada 15 November lalu, namun tidak dapat melakukannya dan meminta waktu tambahan hingga 25 November. Sejauh ini, Baku diketahui membebaskan beberapa kota dan hampir 300 pemukiman serta desa dari pendudukan Armenia.