REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengaku tidak mengetahui penyebab pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab menolak tes cepat (rapid test) Covid-19. Sebab, ia belum mendapat informasi yang jelas terkait soal itu.
"Saya enggak tahu konteksnya seperti apa pada saat beliau ditawari. Tentu kami perlu dapat informasi yang lebih jelas sehingga bisa berkomentar," kata Widyastuti di Balai Kota Jakarta, Senin (23/11).
Habib Rizieq sedianya harus menjalani rapid test di lingkungan kediamannya di Petamburan, Jakarta Pusat. Rapid test sebagai dampak munculnya klaster Covid-19 di Petamburan usai Habib Rizieq menggelar acara.
Terkait tes tersebut, Widyastuti menyatakan rapid test yang digelar di klaster Petamburan berjalan lancar dan dilakukan bagi warga yang berada di sekitar kediaman Habib Rizieq. "Sejauh ini teman-teman kami yang bekerja di Petamburan bersama dengan perangkat Satuan Tugas COVID-19, RT/RW, Lurah dan Camat kemarin dengan tim Polda Metro Jaya sudah berjalan dengan baik," ucap dia.
Pelacakan atau tracing kasus Covid-19, kata Widyastuti, dilakukan dengan perluasan dan pendalaman jika ditemukan kasus positif. "Kami bergerak dari kasus positif lalu kita dalami siapa yang berhubungan dalam masa inkubasi sekitar dua minggu terakhir kita lakukan testing," ucapnya.
Sementara itu, ketua RT 09 RW 04, Hambali, mengatakan warga kurang antusias mengikuti rapid test yang digelar Ahad (22/11) dengan alasan masih takut terhadap Covid-19. "Yang datang belum sampai 30 orang dari jumlah warga saya 300 orang," ucap Hambali saat dilakukan tes.