Selasa 24 Nov 2020 09:18 WIB

Danone akan PHK 2.000 Pekerja

Pengurangan jumlah pekerja itu mewakili 2 persen dari total staf Danone global.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Danone
Danone

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Danone akan memangkas sebanyak 2.000 pekerja, termasuk di kantor pusat globalnya. Produsen makanan minuman multinasional ini berusaha menghidupkan kembali profitabilitas, setelah terkena dampak pandemi Covid-19 lebih keras dibandingkan pesaing lainnya.

Perusahaan itu mengatakan, pihaknya sedang mempertimbangkan memindahkan kantor pusat global supaya berbagai bisnisnya lebih dekat ke basis operasi di Paris. Dengan  begitu, penghematan biaya tahunan akan mencapai 1 miliar euro atau 1,2 miliar dolar AS pada 2023.

Baca Juga

Penghematan itu didorong pula oleh pembelian yang lebih efisien. Pengurangan jumlah pekerja itu mewakili sekitar 2 persen dari total staf Danone.

Chief Executive Officer Danone Emmanuel Faber menyatakan, tahun ini dimulai dengan fokus pada keberlanjutan dan mengubah taktik demi atasi kekurangan manajemen internal. Ia mengatakan, perusahaan telah berjuang selama bertahun-tahun demi menghidupkan kembali divisi produk susu di Eropa, meski telah memperkenalkan lusinan produk baru.

Kini dengan adanya pandemi, divisi air minum kemasan Danone terguncang karena restoran tutup. "Kami memiliki kelemahan struktural dalam cara kami bekerja dan teroganisir," ujar Faber seperti dilansir Bloomberg, Selasa (24/11).

Ia melanjutkan, perusahaan melakukan inovasi berlebihan. "Dan mendorong produk yang tidak dapat kami dukung atau tidak akan menjadikannya sebagai inovasi yang bertahan lama. Itu adalah penyalahgunaan sumber daya," tuturnya.

Saham Danone pun turun sebanyak 2,5 persen. Mereka telah kehilangan lebih dari seperempat nilainya pada tahun ini, sementara Nestle telah turun hingga 3,7 persen.

“Kami merasa bkami pernah berada di sini sebelumnya bersama Danone, sering. kami ingin berpikir, inilah yang akan berhasil tapi pengalaman menyarankan berhati-hati adalah hal tepat,” tulis Analis di RBC James Edwardes Jones. 

Dalam sebuah survei pada bulan lalu, Danone meninggalkan banyak lapisan dalam hierarkinya, yang didasarkan pada kategori produk global, guna memberikan otoritas lebih kepada manajemen lokal. Pesaing seperti Nestle SA telah lama mengikuti strategi regional. Investor menginginkan lebih banyak perubahan portofolio dan perubahan personel di tengah ketidakpuasan dengan Faber. 

Perusahaan mengharapkan biaya satu kali terkait perubahan sekitar 1,4 miliar euro pada 2021 sampai 2023. Danone memiliki kantor pusat global di seluruh dunia di lokasi seperti Singapura dan Amsterdam, yang berfokus pada produk makanan kesehatan dan bayi. Sekitar 400 hingga 500 pekerjaan akan diputus di Prancis, kata seorang juru bicara.

Menurut Analis di Sanford C Bernstein yakni Bruno Monteyne, investor mungkin perlu bersiap untuk periode panjang kekacauan organisasi. "Ini merupakan perubahan besar yang akan menyerap banyak energi perusahaan setidaknya selama 12 hingga 18 bulan," tulisnya dalam sebuah catatan. 

Hal Ini, kata dia, juga menyiratkan kantor pusat gagal menjalankan merek secara efektif. "Apa yang salah? Dan mengapa organisasi baru akan menangani hal itu dengan lebih baik?" tutur Monteyne. 

Danone juga mengatakan margin operasi yang disesuaikan harus melebihi 15 persen pada 2022 dan mencapai level remaja menengah ke atas nanti, yang akan menjadi rekor. Perusahaan menargetkan margin operasi sebesar 14 persen tahun ini, lebih rendah dari target yang ditetapkan pada 2017.

Juergen Esser, yang menjadi kepala keuangan bulan lalu mengatakan, investasi berkelanjutan senilai 2 miliar euro selama tiga tahun ke depan tetap tidak berubah. Meskipun dalam jangka pendek perlu menyesuaikan dengan gangguan di pasar plastik daur ulang karena pandemi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement