Selasa 24 Nov 2020 12:44 WIB

Netanyahu Kunjungi Arab Saudi Secara Rahasia?

Arab Saudi disebut dikunjungi Netanyahu secara rahasia.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Muhammad Hafil
Netanyahu Kunjungi Arab Saudi Secara Rahasia?. Foto:  Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berhenti saat pernyataan bersama dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo di Yerusalem, Kamis, 19 November 2020.
Foto: AP/Maya Alleruzzo/Pool AP
Netanyahu Kunjungi Arab Saudi Secara Rahasia?. Foto: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berhenti saat pernyataan bersama dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo di Yerusalem, Kamis, 19 November 2020.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Radio Publik Kan dan Radio Angkatan Darat Israel melaporkan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu diam-diam terbang ke Arab Saudi. Berdasarkan pemaparan, dirinya dilaporkan menemui Putra Mahkota Mohammed bin Salman pada Ahad (22/11), selain mengunjungi Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo.

Mengutip shine, Senin (23/11) jika hal itu dikonfirmasi benar, maka kunjungan tersebut akan menjadi perjalanan pertama yang diakui secara publik oleh pemimpin Israel ke Arab Saudi yang ultra-konservatif. Utamanya, sebagai tempat kelahiran Islam dan yang secara tradisional memperjuangkan perjuangan Palestina, serta menghindari semua kontak resmi dengan Israel.

Baca Juga

Namun demikian, Kantor Netanyahu dan Kedutaan Besar AS di Yerusalem belum memberikan komentar. Hal tersebut juga tidak ditanggapi oleh kantor media pemerintah Saudi.

Dalam laporan Kan, Netanyahu didampingi kepala badan intelijen Mossad Israel, Yossi Cohen. Diketahui, Cohen telah mempelopori jangkauan diplomatik rahasia ke negara-negara Teluk Arab, kata laporan media Israel, mengutip pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya.

Hal itu diketahui Avi Scharf dari surat kabar Haaretz , yang menerbitkan data pelacakan penerbangan dan menunjukkan bahwa sebuah jet bisnis telah melakukan perjalanan singkat dari Tel Aviv ke Neom, di pantai Laut Merah Arab Saudi, tempat bin Salman dan Pompeo mengadakan pertemuan yang dijadwalkan pada Ahad lalu.

Sejauh ini, upaya Israel dengan bantuan pemerintahan AS di penghujung jabatan Donald Trump memang gencar membujuk negara-negara teluk untuk berhubungan dengan Israel. Selain UEA, Bahrain juga diketahui telah membuka hubungan formal.

Kesesuaian antara Israel dan negara-negara Teluk sebagian besar dibangun di atas kekhawatiran bersama tentang Iran. Namun demikian, Riyadh sejauh ini menolak untuk menormalisasi hubungan dengan Israel. Walaupun, sejak Agustus lalu, maskapai Israel telah memungkinkan untuk terbang melintasi wilayah Saudi ke tujuan Teluk dan Asia yang ada.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement