Selasa 24 Nov 2020 15:48 WIB

Gempa 3,3 SR Guncang Bukittinggi

Memperhatikan lokasi episenter, gempa jenis dangkal akibat aktivitas sesar sianok.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Friska Yolandha
Pengunjung menikmati panorama Bukit Terkurung, di kawasan Ngarai Sianok, Kab.Agam, Sumatera Barat, Sabtu (12/5). Gempa bumi berkekuatan 3,3 skala richter mengguncang Wilayah Kota Bukittinggi siang ini, Selasa (24/11) sekitar pukul 14.18 WIB.
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Pengunjung menikmati panorama Bukit Terkurung, di kawasan Ngarai Sianok, Kab.Agam, Sumatera Barat, Sabtu (12/5). Gempa bumi berkekuatan 3,3 skala richter mengguncang Wilayah Kota Bukittinggi siang ini, Selasa (24/11) sekitar pukul 14.18 WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, BUKITTINGGI -- Gempa bumi berkekuatan 3,3 skala richter mengguncang Wilayah Kota Bukittinggi siang ini, Selasa (24/11) sekitar pukul 14.18 WIB. Gempa tidak berpotensi tsunami.

Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Silaing Bawah Irwan Slamet mengatakan analisa BMKG menunjukkan bahwa gempabumi ini terletak pada koordinat 0,29 LS dan 100,36 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 1 km barat laut Bukittinggi, pada kedalaman 10 km.

Baca Juga

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar sianok," kata Slamet, melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id.

Dampak gempa bumi ini berupa guncangan di wilayah Bukittinggi. Getaran dirasakan oleh beberapa orang dan goyangan benda-benda ringan bergantung.

"Gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," ucap Slamet.

Slamet menambahkan hingga pukul 14.30 WIB hasil monitoring BMKG belum ada tanda-tanda aktivitas gempa susulan. Meski begitu, BMKH meminta masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak bertanggung jawab.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement