REPUBLIKA.CO.ID, ADDIS ABABA -- Pasukan yang bertempur untuk pemerintah daerah Tigray mengeklaim berhasil menghancurkan angkatan darat Ethiopia divisi 21 infanteri mekanis Ethiopia. Hal itu disampaikan juru bicara pasukan Tigray Getachew Reda, Selasa (24/11).
Reda tidak menjawab panggilan telepon untuk dimintai komentar lebih lanjut. Pernyataan itu belum dapat diverifikasi secara independen. Sebab, jaringan telepon dan internet di wilayah Tigray terputus dan akses ke sana dijaga ketat.
Konflik yang pecah pada 4 November itu sudah menewaskan ratusan orang. Sekitar 40 ribu orang terpaksa mengungsi ke negara tetangga Sudan.
Satu hari setelah Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed memberi waktu 72 jam pada pasukan Tigray untuk menyerah. PBB meminta pemerintah Ethiopia memastikan keselamatan masyarakat sipil.
Bila pasukan Tigraya tidak menyerah pemerintah pusat akan mengerahkan serangan militer ke ibu kota wilayah tersebut, Mekelle. Kemungkinan ratusan orang tewas dalam serangan tersebut.
Koordinator kemanusiaan untuk Ethiopia PBB Catherine Sozi berharap pemerintah dapat menjamin keamanan dan keselamatan petugas kemanusiaan. "Dan melindungi 525 ribu warga sipil yang tinggal di Mekelle," katanya, Senin (23/11) kemarin.