Selasa 24 Nov 2020 16:22 WIB

Pasukan Tigray Klaim Hancurkan Pasukan Ethiopia

PM Ethiopia Abiy Ahmed memberi waktu 72 jam pada pasukan Tigray untuk menyerah

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
 Gambar ini dibuat dari video tak bertanggal yang dirilis oleh Kantor Berita Ethiopia milik negara pada hari Senin, 16 November 2020 menunjukkan militer Ethiopia dalam pengangkut personel lapis baja, di sebuah jalan di daerah dekat perbatasan wilayah Tigray dan Amhara di Ethiopia. Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed mengatakan dalam sebuah posting media sosial pada hari Selasa, 17 November 2020 itu.
Foto: AP/Ethiopian News Agency
Gambar ini dibuat dari video tak bertanggal yang dirilis oleh Kantor Berita Ethiopia milik negara pada hari Senin, 16 November 2020 menunjukkan militer Ethiopia dalam pengangkut personel lapis baja, di sebuah jalan di daerah dekat perbatasan wilayah Tigray dan Amhara di Ethiopia. Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed mengatakan dalam sebuah posting media sosial pada hari Selasa, 17 November 2020 itu.

REPUBLIKA.CO.ID, ADDIS ABABA -- Pasukan yang bertempur untuk pemerintah daerah Tigray mengeklaim berhasil menghancurkan angkatan darat Ethiopia divisi 21 infanteri mekanis Ethiopia. Hal itu disampaikan juru bicara pasukan Tigray Getachew Reda, Selasa (24/11).

Reda tidak menjawab panggilan telepon untuk dimintai komentar lebih lanjut. Pernyataan itu belum dapat diverifikasi secara independen. Sebab, jaringan telepon dan internet di wilayah Tigray terputus dan akses ke sana dijaga ketat.

Baca Juga

Konflik yang pecah pada 4 November itu sudah menewaskan ratusan orang. Sekitar 40 ribu orang terpaksa mengungsi ke negara tetangga Sudan.

Satu hari setelah Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed memberi waktu 72 jam pada pasukan Tigray untuk menyerah. PBB meminta pemerintah Ethiopia memastikan keselamatan masyarakat sipil.

Bila pasukan Tigraya tidak menyerah pemerintah pusat akan mengerahkan serangan militer ke ibu kota wilayah tersebut, Mekelle. Kemungkinan ratusan orang tewas dalam serangan tersebut.

Koordinator kemanusiaan untuk Ethiopia PBB Catherine Sozi berharap pemerintah dapat menjamin keamanan dan keselamatan petugas kemanusiaan. "Dan melindungi 525 ribu warga sipil yang tinggal di Mekelle," katanya, Senin (23/11) kemarin. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement