Selasa 24 Nov 2020 17:04 WIB

Covid-19 Buat Minat Belajar di Rumah Meningkat

Minat belajar di rumah meningkat karena covid-19.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Muhammad Hafil
 Covid-19 Buat Minat Belajar di Rumah Meningkat. Foto: Seorang gadis sekolah dasar belajar online dari rumah di Warsawa, Polandia, 09 November 2020, di tengah pandemi penyakit COVID-19 yang sedang berlangsung yang disebabkan oleh virus korona SARS-CoV-2. Pembatasan baru Polandia dalam ritel, hiburan, sekolah dan hotel mulai berlaku pada 7 November dan akan tetap berlaku hingga setidaknya 29 November. Sekolah jarak jauh adalah wajib untuk semua kelas sekolah dasar dan di atasnya.
Foto: EPA-EFE/Rafal Guz
Covid-19 Buat Minat Belajar di Rumah Meningkat. Foto: Seorang gadis sekolah dasar belajar online dari rumah di Warsawa, Polandia, 09 November 2020, di tengah pandemi penyakit COVID-19 yang sedang berlangsung yang disebabkan oleh virus korona SARS-CoV-2. Pembatasan baru Polandia dalam ritel, hiburan, sekolah dan hotel mulai berlaku pada 7 November dan akan tetap berlaku hingga setidaknya 29 November. Sekolah jarak jauh adalah wajib untuk semua kelas sekolah dasar dan di atasnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah survei terhadap 151 dewan lokal oleh Association of Directors of Children's Services menunjukkan, jumlah anak-anak yang bersekolah di rumah di Inggris naik 38 persen. ADCS memperkirakan sebanyak 75.668 anak dididik di rumah pada 1 Oktober, naik dari 54.656 dibanding tahun sebelumnya.

Dewan lokal mengatakan, ketakutan terhadap Covid-19 adalah alasan utama orang tua memberi pelajaran dari rumah saja. Beberapa dewan mengatakan, banyak keluarga telah memberi tahu para dewan lokal bahwa mereka bermaksud mengirim anak-anak mereka kembali ke sekolah, jika pandemi dan risikonya berkurang.

Baca Juga

Yang lain melaporkan, beberapa orang tua mengatakan mereka membuat keputusan itu karena mereka merasa sangat positif mampu mengajarkan anak-anak mereka di rumah, selama penutupan sekolah reguler antara Maret dan Juli.

Analisis lebih lanjut oleh ADCS menemukan, 25 persen dari anak-anak dan remaja yang terdaftar untuk pendidikan di rumah pada 1 Oktober telah menjadi seperti itu sejak semester dimulai. Tidak ada data nasional resmi tentang jumlah anak-anak yang bersekolah di rumah dan perkiraannya sangat bervariasi.

ADCS telah melakukan survei serupa terhadap anggotanya di 151 otoritas lokal di Inggris tentang pendidikan rumah setiap tahun, sejak 2014 ketika jumlahnya sekitar 23 ribu. Tahun ini, anggota dari 133 dewan menanggapi survei tersebut. Sebanyak 66.648 anak didaftarkan untuk Pendidikan Rumah Pilihan (EHE) pada 1 Oktober (hari sensus sekolah).

Para peneliti mengekstrapolasi angka-angka ini pada 18 otoritas lokal yang tersisa, sampai pada perkiraan 75.668 anak-anak yang bersekolah di rumah. Secara keseluruhan, angka resmi pemerintah terbaru menunjukkan ada 8,89 juta anak yang terdaftar di sekolah Inggris pada 2020.

Orang tua memiliki hak untuk mendidik anak-anak mereka di rumah, daripada mengirim mereka ke sekolah. Banyak yang melakukan ini karena alasan filosofis, etika, atau agama. Pemerintah daerah memiliki kewajiban untuk memastikan anak-anak menerima pendidikan yang sesuai, tetapi tidak ada pendaftaran resmi untuk anak-anak yang mengenyam Pendidikan Rumah.

Ketua Komite Kebijakan Prestasi Pendidikan ADCS, Gail Tolley mengatakan, banyak orang tua dan pengasuh merasa perlu untuk mengeluarkan anak mereka dari sekolah karena masalah kesehatan atas pandemi. "Kami ingin dapat mendukung keluarga-keluarga ini untuk memastikan mereka membuat keputusan yang tepat, dan menawarkan pendidikan yang baik dan luas kepada anak-anak mereka,” kata dia.

"Namun, tanpa daftar undang-undang, mustahil untuk mengetahui setiap anak atau remaja yang bersekolah di rumah secara elektif. Sekolah memainkan peran penting dalam menjaga keamanan karena menyediakan garis pandang langsung kepada anak. Jika seorang anak dikeluarkan dari sekolah, penting bagi kami untuk mengetahui bahwa mereka berada di lingkungan yang aman dan kebutuhan mereka terpenuhi," ujar Tolley menambahkan.

Pemimpin dewan dan kepala layanan anak-anak mengatakan, daftar legal akan memberikan pengawasan yang lebih besar terhadap tren yang berkembang saat ini. Mereka juga menginginkan sumber daya untuk membantu menjalankan tanggung jawab mereka di bidang ini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement