Rabu 25 Nov 2020 03:24 WIB

Ganjar Usulkan Penghapusan Cuti Bersama Akhir Tahun

Peningkatan kasus positif di Jateng saat ini imbas libur panjang terakhir.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Indira Rezkisari
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat memimpin rapat evaluasi penanganan Covid-19 di Jawa tengah, di ruang rapat Gubernur Jawa Tengah, di Semarang, Selasa (24/11). Ganjar mengusulkan Pemerintah menghapus libur panjang guna mengendalikan lonjalan kasus positif Covid-19.
Foto: Humas Prov Jateng
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat memimpin rapat evaluasi penanganan Covid-19 di Jawa tengah, di ruang rapat Gubernur Jawa Tengah, di Semarang, Selasa (24/11). Ganjar mengusulkan Pemerintah menghapus libur panjang guna mengendalikan lonjalan kasus positif Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG — Guna mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 akibat libur panjang akhir tahun, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengusulkan kepada Pemerintah Pusat untuk menghapus rencana pemberian cuti bersama pada akhir Desember 2020 mendatang. Belajar dari pengalaman libur panjang dan cuti bersama akhir Oktober 2020 lalu, membuat grafik kasus positif Covid-19 di sejumlah daerah mengalami lonjakan.

“Saya usulkan, tidak usah ada cuti bersama. Sebab setelah kami analisis hipotesisnya peningkatan kasus konfirmasi positif di Jawa Tengah akhir-akhir ini karena libur panjang yang kemarin,” katanya, usai memimpin rapat evaluasi penanganan Covid-19 di Semarang, Selasa (24/11).

Baca Juga

Menurut Gubernur, pada tanggal 10 hingga 12 November lalu, kasus positif Covid-19 di Jawa Tengah mengalami kenaikan drastis akibat dampak dari libur panjang dan cuti bersama beberapa pekan sebelumnya.

Makanya, ia berharap akhir tahun nanti jangan ada cuti bersama. “Sudah secukupnya saja liburnya, karena saat ini rasa-rasanya kita semua harus banyak-banyak di rumah, sekolah ya di rumah dan everyday rasanya seperti Sunday,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo membenarkan bahwa tingginya kasus Covid-19 di Jawa tengah, akhir-akhir ini salah satunya akibat dampak dari libur panjang dan cuti bersama. Namun, dirinya mengatakan tidak hanya Jawa Tengah yang grafiknya naik, tapi di beberapa daerah di Tanah Air juga mengalami hal yang sama.

“Itu sudah dianalisis oleh Pemerintah Pusat, dan memang ada pengaruh (libur panjang) tidak hanya di Jawa Tengah, namun juga DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur dan DIY. Semuanya mengalami kenaikan kasus,” katanya.

Kendati mengalami kenaikan, Yulianto belum bisa memastikan berapa persentasenya. Sebab hal tersebut harus didukung oleh analisis sesuai data harian. “Kita bandingkan saja, seminggu sebelum libur panjang dan seminggu sesudahnya, terjadi kenaikan,” tegasnya.

Seperti diketahui, Pemerintah berencana memberikan libur panjang dan cuti bersama bagi sebagian masyarakat yang belum memanfaatkan, pada akhir tahun ini. Setidaknya dalam aturan yang ada, tercatat ada 11 hari libur pada akhir tahun nanti.

Namun, Pemerintah berencana melakukan pengurangan hari dalam libur panjang tersebut guna mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus positif Covid-19 yang biasanya muncul pascalibur panjang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement