Selasa 24 Nov 2020 21:00 WIB

Angka Covid-19 di Jateng Tinggi, Ini Alasan Ganjar

Ganjar mengatakan keterlambatan input data akibatkan Covid-19 di Jateng tinggi.

Red: Ratna Puspita
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat memimpin rapat evaluasi penanganan Covid-19 di Jawa tengah di ruang rapat Gubernur Jawa Tengah, di Semarang, Selasa (24/11).
Foto: Humas Prov Jateng
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat memimpin rapat evaluasi penanganan Covid-19 di Jawa tengah di ruang rapat Gubernur Jawa Tengah, di Semarang, Selasa (24/11).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan keterlambatan satgas dalam memasukkan data mengakibatkan angka positif Covid-19 di provinsi tersebut menjadi tertinggi nasional. "Berdasarkan rilis Satgas Covid-19 tercatat penambahan kasus aktif Covid di Jateng per Senin (23/11) sebanyak 10.464 orang. Padahal, kasus aktif Covid-19 di Jateng hingga Selasa (24/11) hanya sebanyak 7.463 kasus," katanya di Semarang, Selasa.

Ganjar mengaku sempat kaget karena ada perbedaan angka positif Covid-19 di Jateng dengan keterangan Satgas Covid-19 hingga berjumlah sekitar 3.000 orang. "Makanya saya kaget, katanya kita paling tinggi. Kita belum sampai ke sana. Bayangkan, bedanya banyak sekali sampai 3.000 data. Kalau besok tiba-tiba dimasukkan dalam rilis angka 3.000 itu, pasti gede, pasti meningkat," ujarnya usai rapat evaluasi penanganan Covid-19 di kantor Gubernur Jateng.

Baca Juga

Ganjar menyebut dari pengecekan tanggal 1-10 November 2020, ada 809 data yang terlambat ditempelkan sebagai data tambahan. Bahkan, ada 18 nama yang tes sejak Juni 2020, tapi baru dimasukkan dalam rilis tersebut.

Terkait dengan hal tersebut, Ganjar sudah berkomunikasi dengan Pemerintah Pusat terkait perbedaan data ini. Ia juga telah memerintahkan jajarannya untuk melakukan "clearance" data agar semua data bisa dicek dengan benar.