Rabu 25 Nov 2020 06:45 WIB

Suga BTS Buka Suara Soal Kesehatan Mental dan Maskulinitas

Boyband BTS kerap menjadi korban 'toxic masculinity' atau nilai maskulin laki-laki.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Suga BTS
Foto: Wikimedia
Suga BTS

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Boyband asal Korea Selatan, Bangtan Boys (BTS), kerap menjadi korban toxic masculinity, suatu term yang merujuk pada adiksi terhadap penerapan nilai-nilai maskulin laki-laki. Hal itu terlihat melalui pembatasan antara perilaku normal dan abnormal.

Dalam wawancara terbaru dengan Esquire, para member BTS berbagi tentang perjalanan karir sejak debut pada 2013 dan masalah maskulinitas. Member BTS Suga, misalnya, mengkritisi bagaimana sebagian besar orang masih menilai kejantanan dari gaya busana yang dipakai.

Baca Juga

“Ada budaya di mana maskulinitas ditentukan oleh emosi, karakteristik tertentu. Saya tidak menyukai ekspresi ini. Apa artinya menjadi maskulin? Dan sungguh, apa fungsinya?,” kata Suga BTS kepada majalah Esquire seperti dilansir dari laman Teen Vogue pada Selasa (24/11).

BTS juga secara tegas menentang maskulinitas heteronormative yang umum di Barat. Heteronormatif adalah keyakinan bahwa heteroseksual adalah orientasi seksual yang “normal” dan sepatutnya dimiliki oleh manusia. Dalam kata lain, pandangan ini menganggap jenis kelamin biologis, seksualitas, identitas, gender dan peran gender harus selaras.

“Kondisi masyarakat berubah dari hari ke hari. Terkadang Anda dalam kondisi yang baik terkadang tidak. Banyak yang berpura-pura baik-baik saja dengan mengatakan bahwa mereka kuat, seolah itu memposisikan Anda sebagai orang lemah. Menurut saya itu tidak benar. Orang lain tidak boleh menyebutmu lemah hanya karena kondisi fisik atau mental kamu sedang tidak baik. Masyarakat harus lebih pengertian,” kata Suga.

Sejalan dengan perkataan Suga, BTS juga terbuka dengan kesehatan mental. Bukan rahasia lagi bahwa toxic maskulinitas bisa mengganggu kesehatan mental seseorang. Para member BTS juga telah terbuka tentang masa-masa sulit itu di berbagai kesempatan, baik melalui film dokumenter maupun pidato di acara penghargaan.

Sebagai musisi, mereka pun menggambarkan sentimen itu dalam lagu terbarunya bertajuk Black Swan dan Shadow dari album 'Map of the Soul: 7'. Suga juga membahas perjuangannya dengan kesehatan mental dalam karya solo pertamanya yang dirilis pada 2016, terutama dalam lagu 140503 at Dawn dan The Last".

Namun pada akhirnya, RM (salah satu member BTS) mengatakan bahwa cara terbaik untuk bertahan adalah dengan tidak menjalani hidup berdasarkan standar orang lain.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement