REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN – Terjadi dua ledakan bom di daerah barat laut Suriah dekat perbatasan Turki pada Selasa (24/11). Peristiwa ini menewaskan sedikitnya tujuh orang dan melukai puluhan lainnya.
Laporan awal dari saksi dan kepolisian setempat menyatakan, terdapat ledakan di persimpangan jalan di pinggiran kota al Bab, utara provinsi Aleppo. Sebanyak lima orang tewas dan 20 luka-luka, beberapa kritis.
Beberapa jam kemudian, setidaknya dua warga sipil tewas dan 17 luka-luka dalam ledakan mobil di kota Afrin. Daerah ini sebagian besar dihuni orang Kurdi yang dikuasai pasukan Turki dan sekutu Suriah setelah memukul mundur milisi Kurdi, People's Protection Units (YPG) pada 2018.
Video yang diunggah di media sosial menunjukkan rekaman mobil yang hancur dan kerusakan luas di kawasan industri dengan kebakaran yang menyala. Pejabat pertahanan sipil mengatakan jumlah korban tewas diperkirakan akan meningkat.
Dua kota yang Turki kelola pada tahun lalu sering dilanda pemboman yang diledakkan di daerah sipil yang padat. Turki dan sekutu pemberontaknya menuduh YPG melakukan ledakan yang telah menewaskan puluhan orang di kota-kota berpenduduk mayoritas Arab di dekat perbatasan. Ledakan-ledakan itu disebut sebagai bentuk tidak bisa diatur dan menabur ketakutan di antara warga sipil.
Belum ada komentar langsung dari YPG, yang membantah tuduhan sebelumnya atas serangan terhadap warga sipil. Milisi ini mengatakan serangan mereka hanya menargetkan tentara Turki dan sekutunya dalam kampanye gerilya untuk mengusir penjajah. YPG mengatakan Ankara ingin mengusir Kurdi dan menempatkan orang Arab.
Turki menganggap YPG sebagai kelompok teroris yang terikat dengan Kurdistan Workers' Part (PKK). Kelompok ini telah melancarkan serangan ke Suriah. Ankara sekarang mempertahankan kehadiran militer yang besar di daerah itu dengan mengerahkan ribuan pasukan di daerah kantong pemberontak terakhir.
Sumber: https://www.reuters.com/article/worldNews/idUSKBN2842MQ