REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Menteri Penerangan Arab Saudi, Majid Al-Qasabi mengatakan, Negara-negara Arab memandang China sebagai mitra internasional yang dapat diandalkan untuk mencapai tujuan pembangunan bersama di semua bidang, termasuk bidang media.
Dia mengatakan, bahwa negara-negara Arab memandang Belt and Road Initiative atau jalur sutra modern yang juga dikenal dengan OBOR secara komprehensif, melebihi prospek ekonomi yang terbatas. Mereka melihat OBOR sebagai dialog antara masyarakat secara politik, budaya, dan sosial.
Al-Qasabi merupakan presiden bergilir Dewan Menteri Informasi Arab. Dia membuat pernyataan tersebut saat memimpin simposium Kerjasama Arab Cina ke-4 di bidang informasi yang diselenggarakan secara virtual oleh Liga Arab berkoordinasi dengan State Council Information Office of China (SCIO).
Dia mengatakan, hubungan antara negara-negara Arab dan Cina melalui Forum Kerja Sama Cina-Arab States merupakan model perintis dan ideal kerjasama, kemitraan, dan interaksi antar masyarakat dalam rangka mendorong dialog dan kerjasama di berbagai bidang.
Al-Qasabi mencontohkan bahwa forum itu dibentuk setelah mantan Presiden Cina, Hu Jintao mengunjungi markas Liga Arab pada 30 Januari 2004.
Pada awal simposium, menteri Saudi menyambut menteri dan wakil menteri SCIO, menteri informasi Arab, kepala sektor media dari Sekretariat Jenderal Negara Liga Arab, dan pejabat media di negara-negara Arab dan Cina.
Al-Qasabi mengungkapkan, pandemi virus corona telah menimbulkan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Hal ini menempatkan negara dan lembaga menghadapi krisis internasional yang tak tertandingi. Kemudian menyatakan upaya besar yang dilakukan oleh Arab Saudi selama kepresidenan G20 2020. Dia menambahkan, Kerajaan memimpin pertemuan virtual yang luar biasa.
Dia menunjukkan, negara-negara G20 telah mengadopsi banyak cara untuk mengatasi dampak kesehatan, ekonomi dan sosial dari pandemi ini. Kemudian menjanjikan lebih dari 21 miliar dolar untuk mendukung kebutuhan pendanaan segera untuk pengembangan alat diagnostik, vaksin, dan terapi yang efektif, menyuntikkan lebih dari 11 triliun dolar ke dalam ekonomi global untuk mendukung bisnis dan melindungi mata pencaharian individu, serta memberikan 14 miliar dolar untuk beban hutang negara-negara yang paling berisiko, dan meluncurkan Riyadh Initiative.
Di samping itu, Al-Qasabi menjelaskan, media global menghadapi tantangan penting selama pandemi, akibat penyebaran rumor, dan misinformasi virus corona serta mempertanyakan fakta ilmiah tentangnya. Ini melemahkan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya penyakit ini.
Rossi Handayani