Rabu 25 Nov 2020 12:19 WIB

BPBD Sukabumi Gencarkan Sosialisasi Mitigasi Bencana

Kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya bencana perlu untuk kurangi risiko dampak

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas berlari mencari tempat perlindungan saat simulasi evakuasi dan mitigasi bencana (ilustrasi)
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Petugas berlari mencari tempat perlindungan saat simulasi evakuasi dan mitigasi bencana (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi menggencarkan upaya sosialisasi mitigasi bencana alam. Langkah ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya bencana di Kota Sukabumi agar risiko dampaknya berkurang terus.

Salah satunya di gelar di Makodim 0607 Kota Sukabumi dengan menggelar pemberdayaan masyarakat dalam sosialisasi mitigasi bencana alam pada Selasa (24/11) lalu. Pada momen ini juga dilakukan simulasi ketika terjadi bencana terutama gempa bumi.

Baca Juga

"Sosialisasi ini untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan individu dalam upaya mengurangi risiko bencana," ujar Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi Imran Wardhani, Rabu (25/11). Kegiatan ini menekankan pentingnya kesiapsiagaan mulai dari diri sendiri dan dipraktekkan golden time penyelematan dari gempa bumi dan ikutannya seperti longsor.

Misalnya mulai mengenalkan daerah rawan bencana, papan informasi bencana serta alat-alat penanggulangan bencana sampai dengan praktek atau tindakan emas yang dilakukan pada saat terjadi bencana agar selamat dari bencana. Apalagi semua orang mempunyai risiko terhadap potensi bencana.

Sehingga penanganan bencana merupakan urusan semua pihak (everybody’s business). Oleh sebab itu, perlu dilakukan berbagi peran dan tanggung jawab (shared responsibility) dalam peningkatan kesiapsiagaan di semua tingkatan, baik anak, remaja, dan dewasa.

Contohnya lanjut Imran, seperti yang telah dilakukan di Jepang, untuk menumbuhkan kesadaran kesiapsiagaan. Namun demikian upaya terpadu untuk melakukan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana masih rendah dan belum menjadi budaya sadar bencana.

Hasil survey di Jepang kata Imran, great Hansin earthquake pada 1995, korban yang dapat selamat dalam durasi golden time disebabkan sejumlah hal. Di antaranya kesiapsiagaan diri sendiri sebesar 35 persen, dukungan anggota keluarga sebesar 31,9 persen, dukungan teman/tetangga sebesar 28,1 persen, dukungan orang disekitarnya sebesar 2,60 persen, dukungan tim SAR sebesar 1,70 persen dan lain-lain sebesar 0,90 persen.

Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Sukabum, Zulkarnain Barhami menambahkan, praktek ini sangat penting untuk dilakukan secara rutin terlebih ada even hari kesiapsiagaan bencana. "Berbagi praktek ilmu pengetahuan dan informasi kebencanaan dalam rangka mewujudkan pengurangan risiko bencana," cetus dia.

Selain itu ungkap Zulkarnain, untuk meminimalisir korban dari bencana yang tidak pernah terduga datangnya sesuai dengan standar pelayanan minimal yang harus diterapkan. Sehingga potensi munculnya korban jiwa bisa ditekan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement