Rabu 25 Nov 2020 12:55 WIB

IMF: Stimulus Moneter Tambahan Ancam Stabilitas Keuangan

Kebijakan moneter tak dapat melakukan tugasnya sendiri untuk melawan krisis.

Red: Nidia Zuraya
Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva.
Foto: Salvatore Di Nolfi/Keystone via AP
Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva mengatakan pada Selasa (24/11) bahwa stimulus moneter tambahan dapat menimbulkan risiko penting bagi stabilitas keuangan. Karenanya ia mendesak adanya kebijakan fiskal untuk memainkan peran penting dalam pemulihan pascapandemi.

"Sekarang, banyak bank sentral kembali ke lab, meninjau kerangka kerja mereka untuk mengidentifikasi strategi dan alat inovatif yang akan mendukung pemulihan dari krisis ini dan seterusnya," kata Georgieva pada sebuah acara yang membahas konsekuensi dari suku bunga "lebih rendah untuk lebih lama" di seluruh dunia.

Baca Juga

"Sementara kerangka dan perangkat baru dapat mempercepat pemulihan, stimulus moneter tambahan dapat menimbulkan risiko penting bagi stabilitas keuangan," kata Georgieva, menambahkan kondisi keuangan yang lebih longgar dapat mendorong pengambilan risiko yang berlebihan.

"Pembuat kebijakan moneter perlu menyeimbangkan dorongan jangka pendek untuk inflasi dan output terhadap peningkatan kerentanan keuangan makro," katanya.