Rabu 25 Nov 2020 15:35 WIB

Bantuan Rp 5,8 Triliun Disiapkan untuk Sekolah Keagamaan

Bantuan diberikan kepada murid, guru, operasional hingga dosen.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Friska Yolandha
Menteri Agama Fachrul Razi mengikuti rapat kerja dengan Komisi VIII DPR  di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (23/11). Pemerintah menyiapkan anggaran Rp 5,8 triliun yang diambil dari bagian anggaran bendahara umum negara (BA BUN) tahun 2020 untuk membantu sekolah dan instansi pendidikan keagamaan. Melalui Kementerian Keagamaan, bantuan ini diberikan kepada murid, guru, tenaga operasional di sekolah, hingga dosen perguruan tinggi keagamaan yang selama ini ikut terdampak pandemi Covid-19.
Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA
Menteri Agama Fachrul Razi mengikuti rapat kerja dengan Komisi VIII DPR di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (23/11). Pemerintah menyiapkan anggaran Rp 5,8 triliun yang diambil dari bagian anggaran bendahara umum negara (BA BUN) tahun 2020 untuk membantu sekolah dan instansi pendidikan keagamaan. Melalui Kementerian Keagamaan, bantuan ini diberikan kepada murid, guru, tenaga operasional di sekolah, hingga dosen perguruan tinggi keagamaan yang selama ini ikut terdampak pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyiapkan anggaran Rp 5,8 triliun yang diambil dari bagian anggaran bendahara umum negara (BA BUN) tahun 2020 untuk membantu sekolah dan instansi pendidikan keagamaan. Melalui Kementerian Keagamaan, bantuan ini diberikan kepada murid, guru, tenaga operasional di sekolah, hingga dosen perguruan tinggi keagamaan yang selama ini ikut terdampak pandemi Covid-19.

Menteri Agama Fachrul Razi menjelaskan, bantuan yang disiapkan nantinya digunakan untuk subsidi penyelenggaraan pembelajaran jarak jauh di madrasah, subsidi kuota internet untuk mahasiswa, hingga bantuan operasional untuk pendidikan keagamaan Islam dan pondok pesantren. Bantuan juga akan menyasar madrasah diniyah takmiliyah, dan lembaga pendidikan Alquran. 

Baca Juga

"Anggaran BA BUN itu juga untuk bantuan operasional pendidikan antara lain menambah BOS para siswa, kemudian beberapa untuk optimalisasi belanja barang," ujar Menag Fachrul Razi dalam keterangan pers di kantor presiden, Rabu (25/11). 

Menag juga memastikan, bantuan ini akan diberikan secara adil, tidak hanya fokus untuk pendidikan agama Islam. Perinciannya, ntuk pendidikan Islam disiapkan bantuan Rp 1,15 triliun untuk 9,9 juta siswa madrasah dan Rp 987 miliar untuk 1,1 juta mahasiswa. 

"Bantuan-bantuan itu diberikan selama 3 bulan atau 90 hari untuk yang disebut tadi. Alhamdulillah dana sudah turun dan akan langsung kita segera turunkan dan saya yakin sangat bisa membantu mahasiswa murid, dan guru," kata Fachrul. 

Kemudian untuk pendidikan agama Kristen disiapkan Rp 3 miliar untuk 200 perguruan tinggi keagamaan Kristen swasta. Sementara pendidikan agama Buddha mendapat Rp 316 juta untuk 1.581 orang, yang terdiri dari 1.442 mahasiswa dan 139 dosen. 

Selanjutnya, pendidikan agama Hindu disiapkan bantuan Rp 1,6 miliar yang akan dibagi sesuai kebutuhan ke seluruh tingkat pendidikan. Bantuan ini juga akan diberikan kepada guru Pratama Widya Pasraman, Adi Widya Pasraman, Madyama Widya Pasraman, Utama Widya Pasraman, dan Maha Widya Pasraman atau pendidikan tinggi. 

"Kemudian bantuan paket data internet untuk pembelajaran jarak jauh kepada guru agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu di sekolah masing-masing," kata Fachrul. 

Menag menambahkan, bantuan kali ini disalurkan secara merata tak hanya untuk sekolah keagamaan negeri namun juga swasta. Ia mengungkapkan, hampir 95 persen atau 83 ribu madrasah di Indonesia berstatus swasta. Artinya, sebelum pandemi, pengelolanya tidak mendapat perhatian lebih dibandingkan madrasah negeri. 

"Tapi selama Covid-19, kami sama ratakan semua dapat bantuan yang sama sehingga mereka dapat melakukan tugasnya dengan baik," kata Menag.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement