REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Anggota Dewan Penasihat Tinggi Presiden, Bülent Arınç, mengundurkan diri pada Selasa (24/11) seusai berselisih dengan Presiden Recep Tayyip Erdoğan. Arınç tak sepakat memasukkan filantropis Osman Kavala dan mantan ketua Peoples’ Democratic Party (HDP) Selahattin Demirtaş ke penjara.
"Peradilan, ekonomi, dan wilayah lain di Turki membutuhkan reformasi, ada kebutuhan untuk negara kami untuk santai dan menemukan solusi atas masalah negara kami," cicit mantan wakil perdana menteri Turki itu di Twitter, seperti dikutip Hurriyet Daily, Rabu (25/11).
"Saya sudah berulang kali menyatakan di program-program televisi, saya melihat niatan presiden kami ke arah itu dan saya mendukungnya, tetapi saya memutuskan akan lebih pantas bagi saya untuk meninggalkan posisi saya sebagai anggota Dewan Penasihat Tinggi," katanya menambahkan.
Dalam wawancara 20 November lalu, Arınç mengkritik vonis hukuman penjara Kaval dan Demirtaş. Ia mendukung pembebasan mereka. Pernyataan ini disampaikan setelah Erdoğan berjanji mereformasi sistem peradilan dan ekonomi.
Pekan lalu, Ketua Nationalist Movement Party (MHP) Devlet Bahçeli menyerang Arınç atas pernyataan tersebut. Erdoğan juga mengkritik pernyataan itu. "Tidak ada pendapat pribadi yang dapat dikaitkan dengan presiden, pemerintah, dan partai kami," kata Erdoğan.
Pada 23 November lalu Arınç mengatakan pada kolumnis media Turki, Posta, Murat Çelik, 'saya sangat tersinggung' dengan pernyataan Erdoğan.