Rabu 25 Nov 2020 17:22 WIB

Tokyo Minta Bar dan Restoran Perpendek Jam Operasional

Kasus Covid-19 Jepang melonjak ke tertinggi sejak masa darurat dicabut

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Pejalan kaki yang mengenakan topeng pelindung berjalan di persimpangan jalan di Shibuya, dekat pusat perbelanjaan komunitas mode Shibuya 109, di Tokyo, Jepang, 03 Agustus 2020. Pemerintah Metropolitan Tokyo mengumumkan pada 03 Agustus 2020 258 kasus baru yang dikonfirmasi tentang penyakit coronavirus (COVID-19 ). Ini adalah hari ketujuh berturut-turut menandai lebih dari 200 kasus terdaftar per hari. Jumlah total orang yang terinfeksi di Jepang telah melebihi 40.000. Menurut laporan, 170 dari 258 orang yang terinfeksi adalah orang berusia 20-an dan 30-an.
Foto: EPA-EFE/KIMIMASA MAYAMA
Pejalan kaki yang mengenakan topeng pelindung berjalan di persimpangan jalan di Shibuya, dekat pusat perbelanjaan komunitas mode Shibuya 109, di Tokyo, Jepang, 03 Agustus 2020. Pemerintah Metropolitan Tokyo mengumumkan pada 03 Agustus 2020 258 kasus baru yang dikonfirmasi tentang penyakit coronavirus (COVID-19 ). Ini adalah hari ketujuh berturut-turut menandai lebih dari 200 kasus terdaftar per hari. Jumlah total orang yang terinfeksi di Jepang telah melebihi 40.000. Menurut laporan, 170 dari 258 orang yang terinfeksi adalah orang berusia 20-an dan 30-an.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Tokyo meminta bar-bar dan restoran memperpendek jam operasi mereka. Sebagai salah satu langkah untuk menahan laju penyebaran virus corona yang mulai melonjak di Jepang.

Dalam beberapa hari terakhir jumlah kasus infeksi di Negeri Sakura melewati 500 kasus per hari. Jumlah kasus krisis pada Selasa (24/11) kemarin mencapai 51 kasus krisis, terbanyak sejak masa darurat dicabut pada bulan Mei lalu.

Baca Juga

Tokyo yang berpopulasi 14 juta orang itu meminta restoran-restoran dan bar-bar sudah tutup pada pukul 22.00 waktu setempat. Pada Rabu (25/11), stasiun televisi TBS melaporkan kebijakan itu mulai berlaku dari Sabtu (28/11) hingga 18 Desember.

TBS menambahkan komite pemerintah Tokyo akan menggelar rapat virus corona pada Rabu ini. Usai rapat tersebut, Gubernur Tokyo Yuriko Koike akan menggelar konferensi pers.  

Para pakar yang menjadi konsultan pemerintah dalam isu pandemi juga akan menggelar rapat terpisah dengan komite tersebut. Pada Selasa kemarin, Jepang menangguhkan kampanye pariwisata 'Go To Travel' di Sapporo dan Osaka.

Kampanye Go To Travel bertujuan mendorong masyarakat berlibur dan makan di luar. Dalam kampanye ini, pemerintah memberi subsidi pada orang yang makan di luar dan menginap di hotel.

Salah satu kebijakan Perdana Menteri Yoshihide Suga untuk membantu perekonomian yang terkena dampak pandemi virus corona. Tapi, hal itu dikritik karena dianggap menyebarkan virus dari perkotaan ke pedesaan. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement