REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Momentum Hari Guru merupakan momentum penghormatan terhadap guru. Namun, bagi Lembaga Amil Zakat Nasional Lembaga Manajemen Infaq (Laznas LMI) menghormati dengan cara berbeda. Laznas LMI mengapresiasi guru dengan berkomitmen menyejahterakannya dengan bantuan.
Menggelar acara yang berkolaborasi dengan Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia, Laznas LMI dan JSIT me-launching program “Anugerah 25,000 Guru Pejuang”.
“Program ini adalah bentuk komitmen kami untuk memberikan solusi bagi permasalahan pendidikan di Indonesia. Pada sektor pendidikan salah satunya kami fokus pada peningkatan kesejahteraan Guru, karena guru itu tugasnya mulia, membentuk masa depan bangsa,” ungkap Presiden Direktur Laznas LMI, Agung Wijayanto saat sambutan, Rabu (25/11).
Acara yang dihadiri 25 ribu guru yang diadakan via Zoom dan Youtube ini pula, Laznas LMI mengenalkan program inovasi pendidikan, yakni program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka.
"Program dengan menggabungkan konsep pembelajaran Project based learning, working based dan case study based. Program berkuota + 300 mahasiswa/gelombang ini diharapkan bisa menjadi solusi bagi dunia pendidikan dan dunia perzakatan," tambah Agung.
Acara ini sendiri berdurasi 3 jam, dihadiri oleh perwakilan kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yakni Bapak Dr. H. Yaswardi, M.Si, Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menegah dan Pendidikan Khusus DIrektorat Jenderal guru dan Tenaga Kependidikan, para pimpinan dan pengurus JSIT Indonesia serta ribuan guru-guru swasta dan honorer yang tersebar di Indonesia.
"Kami selalu mendukung kerja-kerja lembaga untuk menyejahterakan guru, semoga apa yang dilaksanakan bisa bermanfaat bagi sesama," ujar Yaswardi selaku Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menegah dan Pendidikan Khusus DIrektorat Jenderal guru dan Tenaga Kependidikan.
Acara ini ditutup dengan simbolisasi pemberian bantuan tunai kepada perwakilan 100 guru dari perwakilan daerah-daerah di Indonesia.