Rabu 25 Nov 2020 17:35 WIB

Uni Eropa: Perang Ethiopia Rusak Stabilitas Kawasan Afrika

Uni Eropa mendesak kedua belah pihak hentikan konflik di Ethiopia

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
 Gambar ini dibuat dari video tak bertanggal yang dirilis oleh Kantor Berita Ethiopia milik negara pada hari Senin, 16 November 2020 menunjukkan militer Ethiopia dalam pengangkut personel lapis baja, di sebuah jalan di daerah dekat perbatasan wilayah Tigray dan Amhara di Ethiopia. Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed mengatakan dalam sebuah posting media sosial pada hari Selasa, 17 November 2020 itu.
Foto: AP/Ethiopian News Agency
Gambar ini dibuat dari video tak bertanggal yang dirilis oleh Kantor Berita Ethiopia milik negara pada hari Senin, 16 November 2020 menunjukkan militer Ethiopia dalam pengangkut personel lapis baja, di sebuah jalan di daerah dekat perbatasan wilayah Tigray dan Amhara di Ethiopia. Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed mengatakan dalam sebuah posting media sosial pada hari Selasa, 17 November 2020 itu.

REPUBLIKA.CO.ID, ADDIS ABABA -- Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan konflik antara militer Ethiopia dan pasukan daerah Tigray dapat mendestabilisasi kawasan Afrika Timur. Ia mendesak kedua belah pihak menghentikan pertikaian.

"Saya mengungkapkan keprihatinan yang sangat besar mengenai meningkatnya kekerasan berdasarkan etnis, korban jiwa dan pelanggaran hak asasi manusia dan hukum humanitarian internasional," kata Borrel dalam pernyataannya, Selasa (24/11).

Baca Juga

Konflik yang pecah pada 4 November lalu itu telah menewaskan ratusan orang. Lebih dari 41 ribu mengungsi ke negara tetangga, Sudan dan ada laporan pasukan milisi bersenjata mengincar warga sipil.

Ethiopia menyatakan perang sebagai urusan penegakan hukum dalam negeri. Pemenang hadiah Nobel perdamaian Perdana Menteri Abiy Ahmed menegaskan kembali posisinya dalam pernyataan yang dirilis Rabu (25/11).

"Kami menolak setiap intervensi pada urusan internal kami," katanya.  

Pasukan Tigraya menembakkan roket ke negara tetangga Eritrea. Pasukan Ethiopia yang melaksanakan tugas perdamaian di Somalia dan Sudan juga sudah ditarik.

Pasukan penjaga perdamaian Ethiopia yang bertugas memerangi milisi yang berkaitan dengan al-Qaeda di Somalia telah melucuti beberapa ratus pasukan Tigray. Seorang sumber keamanan dan diplomatik mengatakan pasukan perdamaian PBB di Sudan Selatan memulangkan tiga tentara dari etnis Tigraya.

Pasukan perdamaian PBB belum dapat dimintai komentar. Juru bicara kantor perdana menteri Ethiopia, Billene Seyoum mengatakan situasi di Sudan Selatan 'akan sama' seperti di Somalia.

Artinya pasukan yang dipulangkan akan diselidiki apakah memiliki keterkaitan dengan kelompok yang sedang diperangi pemerintah Tigray People’s Liberation Front (TPLF). Pemantau hak asasi manusia Ethiopia menuduh kelompok pemuda Tigray membunuh 600 warga sipil.

Pasukan federal dan daerah sama-sama mengaku berhasil mencapai kemajuan dalam pertempuran yang berlangsung selama tiga pekan ini. Kantor berita Reuters tidak dapat memverifikasi pernyataan itu secara independen sebab jaringan telepon dan internet di Tigray diputus. 

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement