Rabu 25 Nov 2020 18:17 WIB

Tokoh Agama Georgia Kritik Islamofobia Prancis

Mereka mengecam gerakan Islamofobia baru-baru ini di Prancis.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Tokoh Agama Georgia Kritik Islamofobia Prancis. Kaum Muslim melaksanakan shalat berjamaah di Masjid Agung Strasbourg, Prancis.
Foto: Reuters
Tokoh Agama Georgia Kritik Islamofobia Prancis. Kaum Muslim melaksanakan shalat berjamaah di Masjid Agung Strasbourg, Prancis.

REPUBLIKA.CO.ID, TBILISI -- Para pemimpin agama di Georgia menekankan perlunya menghormati agama di dunia. Mereka mengecam gerakan Islamofobia baru-baru ini di Prancis.

Hal ini disampaikan saat mereka mengadakan pertemuan di Tbilisi pekan lalu dalam rangka Hari Toleransi Internasional. Para peserta menekankan perlunya dialog antaragama dan hubungan baik antarpemeluk agama yang berbeda.

Baca Juga

Mereka juga menyerukan toleransi untuk mempromosikan perdamaian dan hidup berdampingan di dunia, sebagaimana dilansir di laman kantor berita Ahlul Bayt, Rabu (25/11).

Para tokoh agama juga mengkritik kebijakan Islamofobia dan penerbitan kartun Nabi SAW yang menghina di Prancis. Pada 2 Oktober lalu Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan rencana kontroversial untuk mengatasi apa yang disebutnya "separatisme Islam" di Prancis.

Macron mengeklaim, agama Islam berada dalam krisis di seluruh dunia dan berjanji membebaskan Islam di Prancis dari pengaruh asing. Belakangan, Macron membela kartun penghujatan Nabi Muhammad (SAW) dan menyebut Prancis tidak akan melarang kartun tersebut. Hal itu disampaikan menyusul pembunuhan brutal guru sekolah menengah Samuel Paty yang menunjukkan karikatur provokatif di kelas. 

Beberapa pekan terakhir telah terjadi republikasi kartun yang menghina Nabi Muhammad SAW di Prancis yang memicu gelombang kemarahan dan protes di seluruh dunia Islam. Kampanye pun telah diluncurkan di beberapa negara untuk memboikot produk Prancis.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement