REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Valuasi atau nilai pasar situs mobil bekas meroket menjadi lebih dari 1 miliar dolar AS. Hal ini membuat platform penjualan mobil daring asal India, Cars24, mengalami peningkatan besar dalam bisnis.
Melansir BBC, Rabu (25/11), platform Cars24 bahkan mendapatkan status unicorn. Seperti diketahui, unicorn bisa disandang sebuah startup bila sudah bernilai lebih dari 1 miliar dolar AS. Sebelumnya, startup lain yang memiliki status unicorn termasuk Uber dan Airbnb.
Bisnis Cars24 justru mengalami peningkatan besar dalam bisnis selama pandemi. Pasalnya, banyak orang kian mencari alternatif kendaraan, salah satunya mobil bekas.
Selama pandemi, jaringan kereta api di India tidak lagi berfungsi. Transportasi umum yang selama ini diandalkan masyarakat India tak lagi bisa diandalkan selama karantina nasional.
Meski bus kota dan kereta api sudah mulai beroperasi, banyak dari para penumpang kereta yang enggan beralih. Mereka tidak berdesakan di dalam kereta karena khawatir bisa tertular Covid-19.
Hal ini menyebabkan peningkatan permintaan mobil bekas di Cars24 meningkat. Pada pertengahan tahun ini, perusahaan yang berbasis di Kota Gurgaon dekat dengan New Delhi ini mencatat penjualan meningkat 20 persen dari sebelum lockdown.
"Orang-orang yang tidak memiliki mobil ingin memiliki mobil karena masalah keamanan, sementara banyak lainnya ingin meningkatkan kendaraan dari roda dua," kata pendiri dan CEO Cars24, Vikram Chopra.
Chopra diketahui memulai Cars24 setelah sulit menjual Hyundai Accent miliknya. Ia akhirnya memberikannya kepada seorang teman.
"Pasar mobil dan sepeda bekas di India adalah peluang besar, sekitar 50 miliar dolar AS," jelasnya.
Potensi perusahaan ini menarik perhatian investor dari DST Global. Perusahaan investasi ini mempelopori kesepakatan pendanaan 200 juta dolar AS untuk Cars24.
DST Global merupakan perusahaan yang berbasis di Hong Kong dan telah mendukung sejumlah perusahaan teknologi terkenal selama bertahun-tahun, termasuk Facebook, WhatsApp, dan Alibaba. Di India, DST telah berinvestasi di perusahaan belanja online Flipkart yang menjual 80 persen sahamnya ke Walmart dua tahun lalu.