Rabu 25 Nov 2020 22:33 WIB

Warga Aceh yang Meninggal Akibat Covid-19 Capai 308 Orang

Hari ini, korban meninggal akibat Covid-19 di Aceh ada enam orang.

Korban meninggal dunia di Aceh akibat Covid-19 (ilustrasi).
Foto: Antara/Syifa Yulinnas
Korban meninggal dunia di Aceh akibat Covid-19 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Provinsi Aceh melaporkan penambahan enam warga meninggal dunia akibat terinfeksi positif Covid-19 pada Rabu (25/11). Dengan begitu, total warga meninggal di wilayah tersebut akibat Covid-19 mencapai 308 orang.

"Enam orang penderita Covid-19 yang dilaporkan meninggal dunia hari ini, semuanya warga dari Kabupaten Pidie," kata juru bicaraSatgas Covid-19 Aceh, Saifullah Abdulgani, di Banda Aceh, Rabu (25/11).

Saifullah menjelaskan, enam warga yang dilaporkan meninggal dunia hari ini bukan kasus baru, melainkan kasus-kasus sebelumnya yang baru disesuaikan dari satgas kabupaten/kota ke Satgas Covid-19 Aceh. "Ini hasil sinkronisasi data Covid-19 Pidie dengan database CoVId-19 Aceh," kata dia.

                               

Selain itu, dia juga melaporkan penambahan lima orang warga yang sembuh dari infeksi virus corona, yang meliputi warga Kota Langsa tiga orang, serta warga Aceh Barat dan Sabang masing-masing satu orang. Sedangkan konfirmasi kasus baru bertambah 39 orang, yakni warga Kota Banda Aceh 10 orang, Aceh Tamiang delapan orang, serta Aceh Singkil dan Nagan Raya masing-masing lima orang.

Kemudian warga Pidie Jaya, Bireuen, dan Kota Lhokseumawe yang sama-sama dua orang. "Sisanya warga Aceh Tenggara, Aceh Timur, Gayo Lues, Pidie, warga Kota Subulussalam masing-masing satu orang," ujarnya.

Secara akumulatif, kasus Covid-19 di Tanah Rencong mencapai 8.199 orang. "Di antaranya 1.150 orang masih dirawat atau isolasi mandiri, 6.741 orang telah sembuh, dan 308 orang meninggal dunia," kata Saifullah.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement