Rabu 25 Nov 2020 22:50 WIB

OTT Edhy, Mantan Komisioner KPK Apresiasi Novel Baswedan

KPK memerlukan orang-orang berintegritas dan kompeten seperti Novel Baswedan.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Andri Saubani
Penyidik KPK Novel Baswedan.
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Penyidik KPK Novel Baswedan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Mantan Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Bambang Widjojanto alias BW mengapresiasi kinerja penyidik senior Novel Baswedan. Diketahui, Novel merupakan salah satu Kepala Satuan Tugas atau Kasatgas yang meringkus Menteri KKP Edhy Prabowo pada Rabu (25/11) dini hari.

"Apresiasi kepada Novel Baswedan sebagai Ketua Tim Satgas," ujar BW kepada Republika, Rabu (25/11).

Baca Juga

Menurut BW, KPK memerlukan orang-orang berintegritas dan kompeten seperti Novel Baswedan. "Yang diperlukan oleh KPK adalah orang yang punya integritas tinggi dan selalu menjaga kompetensinya. Bravo Mas Novel," katanya.

Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Kurnia Ramadhana menilai, tangkap tangan kali ini harus jadi bahan evaluasi pimpinan ke Kedeputian Penindakan dalam hal operasional satgas untuk meringkus pelaku korupsi. Kurnia mengatakan, bahwa dalam satu tahun ke belakang salah satu tim satgas yang berhasil meringkus Edhy Prabowo, juga meringkus sejumlah buronan kakap seperti Mantan Sekretaris MA Nurhadi, Rezky Herbiyono, dan Direktur PT MIT Hiendra Soejonto. Tim itu tak lain dipimpin oleh Penyidik Senior KPK Novel Baswedan.

"Beberapa kasus ke belakang yang berhasil meringkus buronan ataupun elit dari eksekutif itu merupakan Penyidik yang berhasil meringkus Nurhadi dan Rezky Herbiyono," kata Kurnia saat dikonfirmasi, Rabu (25/11).

ICW menyarankan agar satgas yang meringkus Edhy Prabowo juga ditugaskan untuk memburu buronan KPK Harun Masiku, yang merupakan tersangka kasus suap pergantian antarwaktu (PAW).

"Ke depan harus ada evaluasi dari pimpinan terhadap Deputi Penindakan dan Deputi Penindakan ke penyidik-penyidik lain. Contohnya dalam kasus Harun Masiku yang sudah sejak awal ICW mendesak agar tim itu dibubarkan diganti dengan tim yang punya track record baik sepanjang 2020 ini," kata Kurnia.

Plt Juru Bicara KPK, Ali Fikri membenarkan tim Satgas Novel Baswedan yang mengamankan Edhy Prabowo saat baru tiba di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Banteng. Edhy diamankan bersama sang istri dan beberapa orang dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

"Kegiatan ini dilakukan oleh tim KPK atas penugasan resmi dengan menurunkan lebih tiga Kasatgas baik penyelidikan dan penyidikan termasuk juga dari JPU yang ikut dalam kegiatan dimaksud. Salah satu Kasatgas tersebut benar Novel Baswedan," ujar Ali saat dikonfirmasi, Rabu (25/11)

Ketua KPK Firli Bahuri mengatakan, Menteri Kelautan dan Perikanan itu diamankan terkait izin ekspor baby lobster. "Tadi malam Menteri KKP diamankan kpk di Bandara 3 Soetta saat kembali dari Honolulu. Yang bersangkutan diduga terlibat korupsi dalam penetapan izin export baby lobster," kata Firli kepada Republika, Rabu (25/11).

Saat ini, lanjut Firli, Edhy sedang menjalani pemeriksaan di Gedung KPK. "Sekarang beliau sudah di KPK untuk dimintai keterangan. Nanti akan disampaikan penjelasan resmi KPK. Mohon kita beri waktu tim Kedeputian Penindakan bekerja dulu," tutur Firli.

KPK mempunyai waktu 1x24 jam untuk menentukan status hukum para pihak yang diamankan dalam OTT ini. Belum diketahui kapan KPK akan menggelar konpers terkait OTT ini.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement